KLATEN, KOMPAS.com - Stigma negatif melekat pada mobil yang pernah turun mesin padahal tidak tepat sepenuhnya karena dalam beberapa kondisi memang mobil membutuhkannya demi menjaga performa.
Turun mesin sebaiknya dilakukan segera ketika sudah dijumpai tanda-tandanya agar tidak terjadi kerusakan lebih parah yang dapat membuat biaya perbaikan membengkak.
Muchlis, Pemilik Bengkel Spesialis Toyota Mitsubishi, Garasi Auto Service Sukoharjo mengatakan performa mobil setelah turun mesin bisa sama dengan kondisi baru keluar dari pabrik asalkan prosesnya benar.
“Proses turun mesin atau overhaul harus mengikuti pedoman yang sudah ditetapkan oleh pihak pabrikan seperti tahapan pembongkaran, pengukuran, penggantian onderdil dan perakitan kembali, agar kualitasnya optimal,” ucap Muchlis kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.
Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan turun mesin terkadang diperlukan tidak harus menunggu mobil benar-benar mogok, salah satu tujuannya agar biaya perbaikan tidak membengkak.
“Misal ada masalah pada kompresi, maka bisa saja mesin masih bisa hidup, tapi performanya turun diikuti gejala lain seperti asap knalpot ngebul putih yang menandakan oli ikut terbakar,” ucap Hardi kepada Kompas.com, belum lama ini.
Menurut Hardi, gejala tersebut dapat mengindikasikan kondisi ring piston atau ada keausan dinding silindernya sehingga perbaikan harus turun mesin.
Selain masalah kompresi, Hardi juga mengatakan gejala yang bisa merujuk untuk tindakan turun mesin adalah kondisi oli sudah berlumpur.
“Bila olinya sudah berlumpur, maka mau tidak mau pembongkaran harus dilakukan, karena flushing atau pembersihan sebagian saja tidak akan menyelesaikan masalah, justru bisa menimbulkan masalah baru,” ucap Hardi.
Hardi mengatakan masalah yang dimaksud adalah penutupan saluran oli akibat luruhan lumpur oli secara besar-besaran.
“Maka dari itu ada pilihan overhaul sebagai langkah antisipasi daripada muncul masalah lain yang lebih besar, yakni dengan membersihkan semua area oli dan mengganti ring piston set, gasket dan pengukuran,” ucap Hardi.
Hardi mengatakan biaya turun mesin dengan tanpa kerusakan berat akan membutuhkan biaya jauh lebih ringan daripada menunggu sampai mesin bunyi kasar atau macet karena kerusakan komponen.
Jadi, konsumen diharapkan tidak ragu atau menunda-nunda perbaikan bila memang ada kerusakan yang merujuk diperlukannya langkah turun mesin demi menjaga performa dan mencegah pembengkakan biaya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/07/03/141200115/jangan-ragu-buat-turun-mesin-demi-kembalikan-performa-mobil