JAKARTA, KOMPAS.com - Tanpa kejelasan, pihak SPBU Buperta Cibubur menyampaikan bahwa kasus salah nominal mengisi bahan bakar minyak (BBM) yang sempat ramai di media sosial pada Minggu (23/6/2024), telah selesai.
Melalui pernyataan tertulis, General Manager SPBU 34.16915 yang berlokasi di Jalan Akses Baru Buperta Cibubur, Harjamukti, Kota Depok, Luthfi menyatakan, kasus kesalahpahaman sudah dilakukan klarifikasi antar kedua belah pihak.
"Klarifikasi dilakukan antara pihak SPBU Cibubur dan konsumen atas nama Ririn terkait perbedaan presepsi atas nominal pengisian BBM," katanya, Kamis (27/6/2024).
Namun dalam surat itu, pihak SPBU Cibubur tidak memberikan kejelasan apakah memang salah satu petugasnya yang lalai dalam mengisi BBM sehingga tidak sesuai nominal, atau ada kesalahan lainnya.
Luthfi hanya janji kejadian tersebut akan menjadi pembelajaran untuk perbaikan SPBU berkaitan ke depannya.
Kronologi kejadian
Sebelumnya, pengendara bersangkutan bernama Ririn (26) menceritakan bahwa kejadian ini bermula ketika dirinya bersama suami ingin membeli BBM jenis Pertalite pada Minggu pukul 21.48 WIB.
Kala itu, ia meminta petugas bernama Sabda untuk mengisi Pertalite sebesar Rp 150.000 dan setelah selesai, ia menyerahkan Rp 150.000 dengan menggunakan tiga lembar uang pecahan Rp 50.000 dengan cara dilipat dua.
Pegawai tersebut kemudian menerima uang, lalu Ririn meminta nota pembelian bensin tanpa melihatnya lebih dahulu.
"Terus pas sudah selesai, pas dicek lagi kok nggak naik-naik. Kita sempet mikir ya udah jalan dulu deh. Kita jalan sampai ke pertengahan Trans Studio Mall (TSM) sama Mang Kabayan tuh, kita puter balik karena dipikir-pikir kok nggak naik-naik,” jelasnya kepada Kompas.com, Rabu (26/6/2024).
Setelah berjalan beberapa saat, suaminya menyadari ada kejanggalan karena jarum indikator BBM tidak naik-naik. Setelah dilakukan pengecekkan pada nota, ternyata bensin yang tadi diisi hanya senilai Rp 100.000.
Dirinya lantas kembali lagi ke SPBU Buperta Cibubur dan mengantre pengisian bensin. Ia menemui tigas petugas atas nama Sabda, Dedi, dan satu orang pengawas yang tidak diketahui namanya.
“Terus saya bilang ‘mas ini saya isi Rp 150.000, kok ini di struknya cuma Rp 100.000 terus juga di meterannya nggak naik, kalaupun naik cuma sedikit doang,’ gitu,” ujarnya.
Awalnya, petugas tetap berpendirian bahwa ia sudah mengisinya dengan bensin seharga Rp 150.000. Kemudian mereka berinisiatif untuk mengecek uang setoran yang ada dan dilakukan pengecekan sekitar 15 menit.
“Pas udah 15 menit, katanya kelebihannya yang ada cuma Rp 20.000 saja dan itu dari tip kita hari ini dan uang saya yang Rp 50.000 nggak ada,” jelasnya.
Setelah itu, Ririn menyarankan untuk mengembalikan uang Rp 50.000 atau diisikan bensin kembali. Ia tidak keberatan jika harus mengantre lagi.
Penawaran tersebut ditolak oleh petugas atas nama Dedi dan ia masih memberikan pembelaan bahwa struk tersebut mungkin tertukar dengan pengendara lain karena sudah malam dan mungkin sudah lelah.
“Kemudian staf yang sama Mas Dedi ngomong ‘ya udah lah kak ini cuma Rp 50.000 doang, receh dipermasalahin’,” ungkapnya.
Menurut Ririn, kata-kata seperti itu terlalu menyepelekan pelanggan hingga terjadi cekcok antara mereka. Karena ada cekcok, seorang petugas Pertamina berseragam hitam kemudian datang dan menyarankan untuk mengecek CCTV.
Usai menunggu selama satu jam, ternyata di CCTV memang terlihat Ririn menyerahkan uang Rp 150.000 dan petugas atas nama Sabda serta pengawas meminta maaf atas kejadian tersebut.
Mereka juga berniat untuk mengembalikan kekurangan uang tersebut dari uang hasil tip dengan pecahan kecil yang didapatkan hari itu.
“Terus mereka ngelihatin dompetnya, terus saya bilang ‘mas nggak papa mas, yang penting masnya sudah jujur, cuma saya nggak suka aja Mas Dedi ngomong kayak gitu karena kata-kata kayak gitu nggak pantes buat konsumen’,” terang Ririn.
Namun, dirinya merasa kecewa dengan pihak Pertamina yang mengatakan bahwa petugas hanya menerima Rp 100.000.
“Sedangkan malam itu sudah jelas-jelas Mas Sabda bilang ke saya kalau dia menerima Rp 150.000,” imbuhnya.
Ia juga menyesali pernyataan Pertamina yang mengeklaim bahwa dirinya sudah bertemu dengan pihak SPBU, padahal pertemuan tersebut tidak terjadi.
Terlepas kejadian tersebut, Ririn menyampaikan bahwa kasus ini sudah selesai dan tidak ingin memperpanjangnya lagi.
Klaim Berbeda dari Pertamina
Dikonfirmasi Kompas.com, Penjabat Sementara (Pjs) Area Manager Communication, Relations & CSR Regional Jawa Bagian Barat, Muslim Dharmawan membenarkan kejadian adanya cekcok di SPBU tersebut.
Muslim mengatakan pada saat itu, konsumen dan pihak SPBU telah bertemu untuk menyelesaikan kesalahpahaman tersebut.
“Berdasarkan hasil penelusuran informasi, operator menerima uang sebesar Rp.100.000 dari konsumen dan sudah melakukan konfirmasi jumlah pengisian sebelum mengisi BBM ke kendaraan,” kata dia saat dihubungi (24/6/2024).
Dari hasil pengecekan dashboard transaksi dan CCTV, tidak ditemukan transaksi dengan nilai sebesar Rp 150.000. Selanjutnya dilakukan tindak lanjut dengan memberikan pembinaan kepada seluruh petugas operator SPBU.
Terkait dengan sanggahan konsumen, Muslim mengatakan apabila dilihat dari dashboard, pengisian hanya ada transaksi Rp 100.000.
"Kalau lihat dari sini, memang dari dashboard pengisian cuma ada transaksi Rp 100.000 yah Mbak, tidak ada 150.000," kata Muslim.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/06/28/062200315/tanpa-kejelasan-spbu-cibubur-nyatakan-kasus-salah-nominal-bbm-selesai