JAKARTA, KOMPAS.com - Klakson telolet memang sedang ramai digunakan di bus saat ini. Belum lagi masyarakat yang sangat senang saat mendengar lantunan nada yang keluar dari bus itu.
Cuma akhir-akhir ini, sering kejadian orang yang terlalu semangat berburu klakson sampai ada korban jiwa. Terakhir ada anak kecil dengan sepedanya yang jatuh di depan bus saat meminta telolet, dia terlindas tapi disebutkan tidak apa-apa.
Klakson telolet memang modifikasi yang dilakukan oleh pemilik bus. Biasanya dia meminta pasang ke karoseri atau cari bengkel sendiri setelah bus beres dibuat.
Melihat akhir-akhir ini kerap menyebabkan kecelakaan, karoseri sudah menolak untuk memasang klakson telolet. Seperti yang dilakukan Karoseri Tentrem dan Adiputro yang bermarkas di Malang, Jawa Timur.
Yohan Wahyudi, Managing Director Karoseri Tentrem mengatakan, sesuai imbauan Kemenhub, karoseri juga melarang pemasangan telolet.
"Sesuai imbauan dari Kemenhub, kami juga beri penjelasan dan pengertian ke konsumen-konsumen (untuk tidak memasang telolet)," kata Yohan kepada Kompas.com.
Sebelumnya memang banyak yang meminta pemasangan, karena sedang tren. Tapi dengan keluarnya larangan, maka sudah ditolak pemasangan aksesori tersebut oleh karoseri.
Kalau Adiputro, sudah mengeluarkan surat edaran yang isinya menolak untuk bantu memasang klakson telolet di bus.
"Sehubungan dengan imbauan pemerintah, dengan ini kami informasikan bahwa pemasangan aksesoris klakson basuri (telolet) tidak diperbolehkan lagi dengan alasan apapun," isi dari pengumumannya, dikutip Kompas.com.
Biasanya, konsumen membawa sendiri klakson telolet dan sekalian minta dipasang di Karoseri. Cuma dengan adanya larangan tersebut, sudah tidak lagi bisa memasangnya, terlepas apapun alasannya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/06/19/141200415/karoseri-sudah-stop-pasang-klakson-telolet-di-bus