JAKARTA, KOMPAS.com – Indonesia telah memiliki bahan bakar biofuel yang dijual bebas. Bahan bakar tersebut merupakan campuran Pertamax dan bioetanol 5 persen (E5) bernama Pertamax Green, yang punya nilai Research Octane Number (RON) 95.
Sejumlah pabrikan mulai menyesuaikan spesifikasi mesin dengan bahan bakar tersebut, tak terkecuali PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Antonius Widiantoro, Asst. General Manager Marketing & Public Relation PT YIMM, mengatakan, saat ini perusahaan telah mengekspor motor ke sejumlah negara di dunia yang sudah menggunakan bioetanol.
“Kita membuat sepeda motor bukan hanya diproduksi di Indonesia, beberapa motor yang sudah diekspor ke Eropa, di sana pun sudah menggunakan etanol,” ujar Anton di Jakarta, beberapa waktu lalu.
“Jadi yang kita coba di motor kita itu sudah menggunakan etanol, karena untuk kepentingan ekspor itu pun harus dites, walaupun etanolnya sendiri kadang kita masih impor. Harganya cukup mahal. Kita sudah uji coba itu dan tidak ada masalah,” kata dia.
Anton tidak menjelaskan rinci berapa persen kandungan yang direkomendasikan buat motor Yamaha. Namun demikian, pihaknya dapat menyesuaikan dengan regulasi di negara bersangkutan.
“Negara yang mengimpor ini (motor Yamaha) dari Indonesia. Itu kita sesuaikan uji cobanya dengan bahan bakar yang ada di sana,” ucap Anton.
“Jadi enggak mungkin kita bikin motor khusus bahan bakar yang hanya khusus untuk Pertamax, Pertalite, enggak, tapi dengan semuanya kita juga uji coba,” ujarnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/06/16/114100615/mesin-motor-yamaha-siap-beralih-pakai-bioetanol