SLEMAN, KOMPAS.com - Flushing atau pembilasan menggunakan cairan kimia perontok kerak oli diharapkan bisa membuat ruang oli mesin kembali bersih.
Namun, bila kerak oli mesin sudah menumpuk bahkan berupa lumpur justru penggunaan cairan flushing tidak direkomendasikan dengan alasan dapat menyebabkan masalah lain.
Lumpur tersebut bisa luruh dalam jumlah besar dan menyebabkan saluran oli terhalang. Akibatnya sistem pelumasan menjadi terganggu justru bisa merusak mesin.
Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan, metode flushing memang bisa dilakukan untuk menjaga kebersihan pelumas mesin dan salurannya, namun bila sudah berlumpur sebaiknya jangan dilakukan.
“Perlu diketahui, oli mesin adalah elemen utama yang menunjang sistem pelumasan, sehingga bila sampai tidak lancar dampaknya bisa membuat mesin rontok atau aus, ini bisa terjadi akibat proses flushing oli mesin,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Rabu (1/5/2024).
Pastikan oli mesin tidak berlumpur atau berkerak cukup tebal. Menurut Hardi, lumpur atau kerak yang rontok akibat cairan aditif berpeluang menghambat saluran oli.
“Ketika mesin bekerja, tapi ada saluran oli yang pampat maka siap-siap saja komponen berputar yang tidak mendapatkan pelumasan akan rusak atau aus, tentu itu melenceng dari tujuan awal dilakukannya flushing,” ucap Hardi.
Hardi mengatakan lumpur atau kerak oli akan membuat pampat filter oli dan saluran utama sebelum oli dipompa menyebar ke seluruh sudut mesin. Dampaknya, meski oli sudah diganti dengan yang baru sirkulasinya tidak bisa lancar.
“Kondisi ini akan membuat indikator oli menyala, pas diperiksa olinya lewat dipstick volumenya cukup dan masih bening, tapi sebenarnya dia tidak bisa bersirkulasi sebagaimana mestinya,” ucap Hardi.
Alih-alih melakukan flushing, Hardi lebih menganjurkan konsumen untuk rutin mengganti oli mesin sebelum kualitasnya menurun sehingga tidak akan berpotensi menghasilkan kerak.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/05/01/114200915/alasan-oli-mesin-berlumpur-jangan-di-flushing-