JAKARTA, KOMPAS.com - Knalpot sepeda motor aftermarket sempat viral beberapa waktu lalu, lantaran ada razia besar-besaran yang dilakukan oleh pihak Kepolisian di awal tahun 2024.
Razia tersebut diklaim sangat berdampak bagi mayoritas pengguna, yang kembali menggunakan model knalpot standar akibat khawatir terjaring razia. Akan tetapi, hal ini juga menimbulkan efek domino bagi para pedagang aksesori motor.
Redaksi sempat melakukan penelusuran di sentra otomotif motor di Jalan Otista, Jatinegara, Jakarta Timur, bertemu dengan beberapa pedagang aksesori dan bertanya perihal penjualan knalpot aftermarket.
Sebagian besar pedagang mengaku penjualan knalpot masih sangat lesu, bahkan terkesan ‘mati suri’ semenjak razia mulai digalakkan.
Hermawan, Penanggung Jawab bengkel variasi Platinum Motor menjelaskan, penjualan knalpot aftermarket per-minggu turun sekitar 98 persen sejak awal Januari 2024. Padahal sebelumnya, aksesori jenis ini sangat digemari bahkan jadi barang terlaris.
“Dulu kita kebingungan caranya gimana buat masukin stok baru, sekarang kita malah kebingungan caranya gimana biar stok-stok sisa cepat keluar,” kata dia kepada Kompas.com, Selasa (23/4/2024).
Penjelasan senada juga disampaikan oleh Koh Aan, pemilik bengkel variasi Bintang Motor Otista. Menurutnya, kondisi penjualan knalpot aftermarket saat sini sangat berbanding terbalik dengan tahun lalu.
“Tahun 2023 awal masih ramai, masih banyak, tapi pas akhir tahun kemarin mulai lemas. Ditambah lagi ada razia-razia knalpot, makin anjlok lagi jualannya,” ucapnya kepada Kompas.com.
Kendati demikian, Koh Aan dan beberapa pedagang mengaku masih optimistis dengan tren penjualan knalpot aftermarket. Walaupun saat ini kondisinya lesu, ada potensi minat konsumen akan kembali seiring dengan berjalannya waktu.
“Trennya kan berganti terus, tinggal tunggu angin (momen) saja. Yang penting barang masih bisa keluar walau sedikit-sedikit,” kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/04/23/164100115/keluhan-pedagang-knalpot-aftermarket-penjualan-anjlok