JAKARTA, KOMPAS.com - Guna mewujudkan keberhasilan mudik sehat dan aman, koordinasi dan kolaborasi lintas sektoral, serta sosialisasi kebijakan yang masih diperlukan.
Hal ini mengingat, pada tahun ini jumlah pemudik melonjak 56 persen menjadi 193,6 juta dari tahun lalu 124 juta.
Maka dari itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berkoordinasi dengan Polri, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), pemda, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, BUMN, hingga swasta.
Dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan arus mudik dan balik bisa berjalan lancar, aman dan nyaman, serta jumlah kecelakaan bisa ditekankan.
Kemudian, bagi pemudik juga memerlukan persiapan yang baik. Ada tiga poin yang perlu diperhatikan, yaitu aspek kendaraan, pengemudi, dan manajemen perjalanan.
Hal ini mencuat dalam diskusi Merajut Kebersamaan Lewat Mudik Sehat yang digelar Jaringan Aksi Keselamatan Jalan (Jarak Aman) di Jakarta, Kamis (28/3/2024).
Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas Kemenhub Iswandi mengatakan, daerah asal perjalanan mudik terbanyak pada Lebaran 2024 adalah Jawa Timur sebesar 16,17%, diikuti Jabodetabek 14,68%, Jawa Tengah 13,48%, Jawa Barat 11,17%, dan Sumatera Utara 5,5%.
Adapun daerah tujuan perjalanan terbanyak, kata dia, adalah Jawa Tengah sebesar 31,8%, lalu Jawa Timur 19,44%, Jawa Barat 16,59%, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) 6,06%.
Untuk moda transportasi, kereta api menjadi pilihan terbanyak di mudik tahun ini. Sebanyak 39,3 juta pemudik atau setara 20,3% memilih kereta api, diikuti bus sebanyak 37,51 juta (19,37%), mobil pribadi 35,4 juta (18,29%), sepeda motor 31,12 juta (18,29%), dan mobil sewa 11,64 juta (6,01%).
Iswandi juga mengatakan, puncak arus mudik diprediksi terjadi pada H-2 Lebaran atau 8 April 2024, dengan porsi 13,74% atau setara 26,6 juta pergerakan. Adapun puncak arus balik diprediksi terjadi H+3 Lebaran atau Minggu 14 April 2024 dengan porsi 21,16% atau setara 40,99 juta pergerakan.
"Pilihan jalur mobil terbanyak adalah via Tol Trans Jawa sebesar 31,3% atau 11,1 juta pergerakan, sedangkan sepeda motor via jalan arteri sebesar 33,2% atau 10,35 juta pergerakan," kata Iswandi.
Selain itu, Iswandi juga mengatakan, selama musim mudik 2024, jumlah bus yang beroperasi mencapai 30.361 unit, kapal penyeberangan 213 unit, pesawat 420 unit, kapal penumpang 26 unit, kapal perintis 107 unit, kapal swasta 1.208 unit, dan kereta api antarkota 431 unit.
Nantinya, pembatasan operasional kendaraan angkutan barang di jalan tol dan nontol akan dimulai 5-16 April 2024.
Sementara, kebijakan one way akan diberlakukan pada 5-9 April 2024 dari km 72 hingga km 414. Selanjutnya, contraflow diberlakukan 5-11 April dari km 36 hingga km 72. Ganjil genap akan berlaku 5-9 April 2024 dari km 0 hingga km 414.
Serta, arus balik nantinya one way akan diterapkan pada 12-16 April dari km 414 hingga km 72, contraflow 12-16 April dari km 72-km 36, dan ganjil genap 12-16 April 2024 dari km 414 hingga km 0.
"Patut dicatat, manajemen rekayasa lalu lintas dan kebutuhan lalu lintas bersifat situasional, berdasarkan pertimbangan dari Polri," kata Iswandi.
Sementara, Training Director sekaligus founder dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan para pemudik yang menggunakan mobil. Pertama, terkait masalah barang.
"Pastikan barang tidak menyita ruang, memicu ketertarikan orang untuk mencuri saat berhenti di rest area, dan menambah beban kerja mobil," kata dia.
Jusri menyarankan, pemudik tidak menaruh barang di atas mobil. Alasannya, ini bisa mengganggu stabilitas mobil dan membuat boros bahan bakar.
Menurut Jusri, waktu ideal keberangkatan mudik adalah selepas subuh, karena kemampuan fisik dalam keadaan prima, sehingga perlu melakukan persiapan.
Contohnya, olahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh, tidur cukup, mengatur pola makan, dan gunakan pakaian yang nyaman.
"Jangan lupa sediakan waktu istirahat maksimal setiap dua jam sekali. Lalu, minimal tidur setelah mengemudi 6 jam," kata Jusri.
Koordinator Jarak Aman Edo Rusyanto mengatakan, negara harus hadir untuk menjamin keselamatan masyarakat saat mudik. Konkretnya, sinergi antarlembaga harus lebih diperkuat.
"Dengan sinergi yang solid di stakeholder, diharapkan bisa menekan kecelakaan lalu lintas jalan," kata Edo.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/29/031200915/kolaborasi-lintas-sektoral-wujudkan-mudik-sehat-dan-aman