JAKARTA, KOMPAS.com - Toyota Indonesia memutuskan tetap mengimpor produk pikap double cabin dari pabriknya di luar negeri, meski manufaktur lokal mampu memproduksi sendiri.
Dijelaskan Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy, hal tersebut karena basis kendaraan niaga di Tanah Air masih belum sebesar Thailand.
Sementara untuk dapat memasukkan suatu model kendaraan ke lini produksi, harus lebih dahulu memenuhi parameter ekonomis tertentu yang telah ditetapkan perusahaan (economic of scale).
"Thailand merupakan pusat dari pikap di kawasan ASEAN. Pasarnya untuk, sejak dulu memang suka dengan mobil seperti itu. Berbeda ya dengan Indonesia," katanya di Jakarta, Selasa (19/3/2024).
"Indonesia kuat di mobil tiga baris seperti Calya, Avanza, Innova dan lain sebagainya. Kita paling besar di ASEAN pada segmen tersebut," lanjut Anton.
Anton melanjutkan, besarnya pasar pikap double cabin di Thailand saat ini bahkan bisa mencakup 50 persen dari total penjualan pikap Toyota dengan volume hampir 400.000 unit.
Sehingga apabila Indonesia mau merebut basis produksi pikap dari Negeri Gajah Putih, pasarnya harus bisa melewati capaian tersebut secara konsisten.
"Saya setuju kita ingin localize, namun kita juga di industri harus realistis. Indonesia adalah negara yang peminatnya banyak di 3 row-seater," ucap Anton.
"Kalau memang mau produksi pikap double cabin di sini, pasarnya harus dibentuk dan saya rasa itu sulit. Sebab Thailand sudah sejak dulu menjadikan pikap kendaraan pribadi," tambah dia.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang Kartasasmita meminta para prinsipal otomotif untuk menjadikan Tanah Air sebagai basis produksi kendaraan niaga, khususnya pikap double cabin.
Sebab, Tanah Air punya nilai kompetitif lebih tinggi dibandingkan Thailand yang sampai sekarang dijadikan sejumlah prinsipal basis produksi angkutan berat, khususnya double cabin.
Sebagai contoh, di dunia hanya Indonesia dan India yang menjadi negara dengan Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur paling ekspansif hingga 30 bulan berturut-turut.
Selain itu, pada sisi Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada 2021 juga sebesar 228 miliar dollar Amerika Serikat (AS) berdasarkan data UNStats.
“Ini harus dipelajari oleh para prinsipal Untuk memindahkan pabrik-pabrik double cabin ke Indonesia karena pasti 2-10 tahun ke depan Indonesia akan lebih dibandingkan Thailand,” ucap Agus.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/20/140100115/alasan-toyota-indonesia-tetap-impor-double-cabin-dari-thailand