SOLO, KOMPAS.com - Melewati pelintasan kereta api membutuhkan kewaspadaan dan fokus yang tinggi. Pasalnya, kecelakaan kerap kali terjadi di lintasan tersebut.
Kecelakaan yang terjadi di pelintasan kereta memiliki konsekuensi serius, seperti cedera berat bahkan kematian.
Maka dari itu, setiap pengemudi melewati jalan tersebut harus diimbangi dengan kewaspadaan maksimal, serta pemahaman melewati pelintasan kereta api yang aman dan benar.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, ada cara yang harus diterapkan oleh pengemudi mobil agar aman melewati rel kereta.
“Pertama berhenti di jarak 3 meter di belakang palang kereta. Buka kaca mobil 10 cm, dengarkan apakah ada pengumuman atau tanda jika kereta akan melintas atau tidak,” kata Sony kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Kemudian, saat di sekitar pelintasan kereta sebaiknya audio dalam mobil dimatikan. Serta sebelum melanjutkan perjalanan, pastikan kondisi sudah aman.
Jika sudah aman, pemilik harus segera melajukan moblnya untuk melintasi rel kereta dengan percepatan atau sedikit meluncur. Hal ini dilakukan agar ada gaya dorong,” kata Sony.
Sementara, Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving and Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, berkendara aman untuk melewati pelintasan kereta api harus diawali dengan memperhatikan kondisi sekitar.
Lokasi pelintasan kereta yang dilengkapi palang pintu atau tidak, tetap menyimpan risiko berbahaya.
Jusri mengatakan, ketika mendekati pelintasan sebaiknya mata fokus ke arah kanan atau kiri. Keberadaan kereta api yang mendadak membuat pengendara tidak bisa menghindar.
“Human error paling sering. Selain menerobos palang pintu pelintasan, banyak orang di Indonesia tidak peka terhadap bahaya. Rel kereta api yang traffic-nya padat risiko berkali-kali lipat lebih,” kata Jusri.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/03/11/094200515/tips-aman-berkendara-saat-melewati-pelintasan-kereta-api