Sebagai contoh, Mitsubishi resmi melansir Xpander Hybrid di Thailand beberapa pekan lalu. Fakta itu merupakan bukti bahwa dengan insentif yang tepat, dapat merangsang pertumbuhan mobil hybrid.
"Makanya insentifnya harus bagus. Kalau tidak ya produknya meluncur di sana terus. Maka harus seperti Thailand, supaya hybrid jadi rumah khususnya untuk model-model menengah ke bawah," ujar Bob di JIExpo, Kemayoran Jakarta, pekan lalu.
"Supaya Indonesia benar-benar jadi rumah untuk model hybrid segmen middle low segment. Karena ke depannya prospeknya besar sekali tidak hanya (pasar) domestik tapi juga ekspor," ujarnya.
Bob berharap rencana pemerintah yang sedang mengkaji insentif mobil hybrid bisa terlaksana. Sebab instrumen insentif yang diberikan nantinya dapat mendorong penyerapan mobil hybrid.
Namun Bob enggan bicara soal produk Toyota yang lain termasuk desas-desus kemungkinan hadirnya Avanza Hybrid. Hanya mengatakan kelahirannya tinggal masalah waktu.
"Ya matters of time (masalah waktu)," ujar Bob singkat.
Saat ditanya mengenai waktu peluncuran, Bob berkilah semua tergantung permintaan pasar.
"Ya lihat pasarnya saja," ungkap Bob.
Sebelumnya, Direktur Marketing PT Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy Anton mengatakan, insentif mobil listrik dan hybrid di Thailand membuat penyerapan mobil elektrifikasi sangat tinggi.
"Saya berikan contoh harga Yaris Cross di Thailand itu jauh lebih murah dibandingkan di Indonesia di segmen biasanya. Yaris Cross di Thailand itu mungkin harganya bisa di segmen Veloz kira-kira. Jauh sekali," kata Anton.
https://otomotif.kompas.com/read/2024/02/26/092200215/insentif-bisa-dorong-teknologi-hybrid-turun-ke-model-entry-level