Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Langkah Toyota Menghadapi Rangkaian Skandal Manipulasi Data

JAKARTA, KOMPAS.com - Chairman Toyota Motor Corporation (TMC) Akio Toyoda menyatakan bahwa perusahaannya akan melakukan transformasi besar-besaran usai terlibat dalam rangkaian skandal manipulasi data uji tipe.

Ia menyoroti salah satu akar masalah hadirnya pelanggaran tersebut karena terdapat 'hierarki' yang kaku di tubuh perusahaan terhadap afiliasi atau mitra usahanya.

Sehingga membuat beberapa pihak melupakan nilai-nilai dan prioritas yang kerap dijaga oleh Toyota Group, yaitu mengedepankan kejujuran serta mobilitas terjamin bagi semua masyarakat.

Untuk diketahui, Toyota Motor mengepalai sedikitnya 16 perusahaan lain sebagai mitra yang menangani berbagai bidang industri otomotif, dari material sampai peralatan mesin dan suku cadang.

"Anggota grup memiliki akar yang sama tetapi telah tumbuh menjadi perusahaan-perusahaan besar dengan nilai-nilai yang berbeda," kata Akio dalam konferensi pers, Selasa (30/1/2024).

"Kami berinteraksi lebih banyak untuk urusan operasional dan tidak begitu banyak dalam hal manajemen. Mungkin juga sulit bagi anggota untuk memberikan masukkan kepada Toyota Motor karena biasanya menjadi pihak yang memberikan perintah," lanjutnya.

"Sehingga dibutuhkan transformasi besar untuk menengahi hal ini dan saya sendiri yang akan memimpinnya," ucap dia.

Akio meminta para anggota untuk mengambil bagian berbeda dalam pengembangan produk atau mengirimkan eksekutif untuk mengisi posisi manajemen.

Diharapkan dengan begitu bisa menciptakan lingkungan di mana tiap anggota bisa berbicara secara leluasa, tidak lagi terbatas hirarki atau posisi atas maupun bawah.

"Saya tahu, untuk mendapatkan informasi mengenai fenomena terkait butuh waktu. Saat saya datang ke kongres 14 lalu pun, padahal telah menjabat sebagai Presiden Toyota, butuh waktu tiga bulan untuk bisa tahu segala hal-nya," ujar dia.

"Maka, transformasi ini harus dilaksanakan secepat mungkin," kata Akio lagi.

Akio juga mengatakan dirinya akan menghadiri rapat umum tahunan grup pada Juni 2024 mendatang untuk melihat langsung kondisi dari masing-masing perusahaan dari sudut pemangku kepentingan.

"Bagaimanapun, apa yang dilakukan Hino, Daihatsu, dan TICO (Toyota Industries Corporation) sudah melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan dan mengkhianati kepercayaan pelanggan. Saya sebagai penanggung jawab grup tulus meminta maaf," ucap dia.

Adapun rangkaian skandal ini dimulai dari Hino Motors yang mengaku sudah memalsukan data emisi secara sistematis sejak 2003.

Kala itu, tidak ada dampak yang besar usai laporannya dibuat di 2022 lalu. Namun, berita tersebut menimbulkan pertanyaan serius mengenai pengawasan di Hino maupun Toyota Group.

Jelang penutupan 2023, Daihatsu pun mengungkapkan hal serupa, yaitu adanya indikasi manipulasi data uji keselamatan terhadap serangkaian produk yang dibuatnya, termasuk model Toyota. Dugaan tersebut datang dari komite investigasi independen.

Setelah diusut lebih jauh, anak perusahaan Toyota ini didapati sudah memalsukan hasil uji keselamatan lebih dari 30 tahun. Alhasil, Daihatsu memutuskan untuk menghentikan produksi dan distribusi sementara di Jepang sampai 14 Februari 2024.

Skandal terakhir datang dari TICO yang baru-baru ini melaporkan ke TMC bahwa komite investigasi menyebut ada indikasi penyimpangan sertifikasi terhadap tiga mesin kendaraan yang diproduksinya ke induk perusahaan.

TMC mengungkapkan, setidaknya terdapat 10 model kendaraan yang terkena dampaknya, termasuk enam model di Jepang.

Penyelidikan ini menemukan kejanggalan terjadi selama pengujian output horsepower untuk sertifikasi tiga model mesin diesel untuk mobil yang ditugaskan Toyota ke TICO.

Namun Toyota telah memverifikasi ulang produk produksi massal yang diproduksi di pabrik dan memastikan mesin dan kendaraan yang terkena dampak memenuhi standar keluaran kinerja mesin.

https://otomotif.kompas.com/read/2024/01/31/072200015/langkah-toyota-menghadapi-rangkaian-skandal-manipulasi-data

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke