JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga pembiayaan Mandiri Tunas Finance (MTF) mengatakan pertumbuhan pembiayaan mobil listrik semakin baik. Dalam satu bulan, MTF mengatakan dapat membiayai ratusan mobil listrik.
Afri Feder Fauzi, Chief Marketing MTF mengatakan, dalam satu bulan MTF dapat membiayai tidak kurang dari 350 unit mobil listrik.
"Sekitar 350 unit per bulan untuk EV saja di luar hybrid. Total pembiayaannya sekitar Rp 200 miliar per bulan," ujar Afri yang ditemui di Jakarta, Senin (18/12/2023).
Afri mengatakan, untuk tahun depan proyeksinya pertumbuhan pembiayaan mobil listrik meningkat lebih dari 12 persen sesuai dengan pertumbuhan pembiayaan MTF tahun ini.
"Tumbuhnya MTF itu secara total portofolio itu di atas 12 persen dari tahun ini, jadi pasti tumbuh di atas 12 persen," katanya.
Meski demikian Afri enggan menyebut berapa total portofolio MTF tahun ini karena belum tutup buku. Dia mengatakan pihaknya masih mengejar bulan Desember baru bisa memberikan angka secara pasti.
Di sisi lain, Afri juga enggan merinci mobil listrik apa yang paling laris. Dia hanya menyebut modelnya sama persis dengan data penjualan mobil listrik terbanyak yang dimiliki Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
"Saya tidak sebut boleh top EV-nya, sebab kalau saya bicara mereknya karena kami berafiliasi dengan semua merek saya agak kurang etis kalau bicara siapa yang paling top," ujar Afri.
"Tapi sebagai gambaran kalau teman-teman melihat data Gaikindo siapa paling besar nah portofolio (pembiayaan) baik non EV (ICE/mobil konvensional) dan EV itu sama persis seperti Gaikindo," katanya.
Mengutip Gaikindo, secara general periode Januari-November 2023, mobul listrik paling laris ditempati Hyundai Ioniq 5 dengan total 5.827 unit, kemudian Wuling Air ev dengan jumlah 4.005 unit.
Posisi ketiga ditempati Hyundai Ioniq 6 sebanyak 238 unit, kemudian di posisi keempat ada DFSK Gelora E sebanyak 102 unit, dan posisi kelima MG 4 EV: 81 unit.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/12/19/084200715/kucuran-kredit-mobil-listrik-mtf-tembus-rp-200-miliar-per-bulan