JAKARTA, KOMPAS.com - Helm merek premium seperti dari Jepang, Eropa, dan Amerika memang punya kualitas yang tinggi. Bahkan, teknologi yang disematkan sudah mutakhir dan lolos berbagai uji, termasuk SNI.
Cuma, efek dari kualitas dan teknologi, tentu harganya berbeda dengan helm lokal, lebih mahal. Selain itu ada unsur helmnya digunakan para pebalap profesional sehingga ada prestise sendiri saat memilikinya.
Bagi yang mau pakai helm premium tapi budget terbatas, bisa cari bekasnya. Tapi apa disarankan kalau memakai helm premium yang bekas?
Pegiat Komunitas Belajar Helm Ahmad M. mengatakan, beli helm premium yang bekas aman saja, selama bukan bekas nabrak.
"Helm branded kalau bekas tabrakan, struktur shell-nya sudah enggak rekomendasi buat dipakai lagi," kata Ahmad kepada Kompas.com, Sabtu (4/11/2023).
Ahmad menjelaskan, helm yang struktur dalamnya sudah rusak, maka proteksi tidak maksimal kalau dipakai. Selain jangan bekas crash, perlu diperiksa usia helm yang mau dibeli.
"Helm branded sepertj Arai, Shoei, AGV itu masa rekomendasi shell-nya lima tahun. Kalau melebihi, tidak disarankan buat dipakai balapan, karena high speed dan impact, buat harian masih tidak masalah," kata Ahmad.
Soal helm yang premium, biasanya ketika sudah lewat lima tahun, shell atau pelindungnya masih aman, belum pecah. Cuma, tentu pabrikan helm memberikan rekomendasi untuk perlindungan yang maksimal.
"Kalau buat harian, yang notabene cuma kecepatan 80-120 kpj masih oke lah (pakai helm premium bekas)," kata Ahmad.
Jadi helm premium yang bekas masih oke buat dibeli, cuma jangan yang bekas tabrakan. Kalau usianya di atas lima tahun, sebaiknya dipakai harian saja, bukan buat balapan atau mengebut.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/11/04/164100515/amankah-beli-helm-motor-premium-bekas-