Ini Alasan Utama Orang Kaya Beli Mobil Listrik

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembeli mobil listrik bisa dibilang mayoritas datang dari orang kaya alias berkecukupan lebih. Pasalnya, selain harus membeli dengan harga lebih mahal ketimbang konvensional, pembeli juga perlu pasang tempat cas di rumah.

Tren penjualan kendaraan listrik di Indonesia juga tercatat meraih hasil yang positif, tak terkecuali untuk merek mewah asal Jerman, BMW.

Bayu Riyanto, Director of Marketing BMW Group Indonesia mengatakan, berdasarkan data penjualan ritel khusus kendaraan listrik, BMW berhasil meraih angka penjualan 389 unit.

“Dari angka 389 unit tersebut, 70 persen penjualan berasal dari sport activity vehicle (SAV) BMW iX, sekitar 330-340-an unit di Januari-September,” ucap Bayu, saat ditemui di Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Bayu melanjutkan, tak sedikit juga konsumen BMW yang sudah memiliki kendaraan Internal Combustion Engine (ICE), membeli mobil listrik murni.

“Kalau saya lihat profilnya, terutama pengguna SUV kita kayak X5, X3 itu mereka pas ambil lagi iX (model listrik). Karena secara ruang mirip dan jarak tempuh jauh,” ucap Bayu.

Lebih rinci , Jodie O’tania, Director of Communications BMW Group Indonesia, mengungkapkan sejumlah alasan yang membuat orang kaya memutuskan untuk membeli battery electric vehicle (BEV) BMW.

“Mungkin lebih kearah benefit dalam hal penggunaan kendaraan listrik. Pertama ganjil genap, itu kan nanti akan terbiasa. Coba saja pakai mobil listrik, ternyata lebih nyaman,” ucap Jodie.

“Kemudian nilai ekonomis, itu bahkan bisa sepertiganya dari pada mobil bensin. Bahkan kalau dibandingkan sebulan, bensin bisa berapa tapi kalau pakai mobil listrik bisa jauh lebih murah,” lanjutnya.

Tak hanya itu, masalah emisi gas buang juga menjadi perhatian dalam pembelian mobil listrik, meski bukan menjadi alasan utama.

Sebagai informasi, saat ini tercatat ada tiga mobil listrik murni BMW yang dijual di Tanah Air, mulai dari i4, iX dan i7. Untuk i4 dijual Rp 2,1 miliar, sementara iX Rp 2,4 miliar dan i7 Rp 3,2 miliar.