Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Thailand Pangkas Subsidi Pembelian Mobil Listrik mulai 2024

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Thailand berencana memperbaharui skema pemberian subsidi mobil listrik (electric vehicle/EV) yang sudah dibuat secara lokal mulai 2024-2027.

Dilansir dari Asia Nikkei pada Kamis (2/11/2023), besaran subsidi yang akan diberikan akan mencapai paling tinggi 100.000 baht atau 2.760 dollar Amerika Serikat (AS) per-mobil. Nilai tersebut setara dengan Rp 44,01 juta untuk tiap satu mobilnya.

Langkah ini diambil guna merangsang investor kendaraan listrik baru sehingga dapat mempertahankan Thailand sebagai salah satu pilar otomotif penting di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Adapun skema subsidi pada rentang 70.000-150.000 baht per mobil listrik yang berlaku saat ini akan berakhir pada 31 Desember 2023. Sementara itu, harga mobil listrik di sana berada pada rentang 1,2 juta baht sampai 1,7 juta baht.

Lebih jauh, dalam pertemuan antara Board of Investment (BOI) Thailand dan Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin, telah disepakati bahwa skema baru untuk subsidi EV bakal disebut dengan “EV3.5”.

"EV3.5 merupakan bukti bahwa pemerintah akan tetap mendukung industri EV dan juga membawa Thailand sebagai pemain kunci yang terbuka bagi investor," kata Sekertaris BOI, Narit Therdsteerasukdi.

Dalam skema ini, pemerintah akan memberikan subsidi dalam rentang 50.000-100.000 baht per mobil listrik. Pengurangan subsidi pun dilakukan lantaran semakin banyaknya masyarakat Thailand yang memilih mobil listrik dalam pembeliannya.

Program subsidi yang diberikan oleh pemerintah Thailand pun telah memacu penjualan mobil listrik sebanyak 50.340 unit dalam sembilan bulan pertama tahun 2023. Jumlah itu jauh di atas capaian sepanjang 2022 yang menembus 9.729 unit.

Thailand pun memiliki ambisi untuk menjadi pusat produksi mobil listrik regional pada 2030 dengan target mobil listrik menyumbang sekitar 30 persen dari total penjualan secara nasional.

Dua merek asal China yang menjadi salah satu pemain mobil listrik besar di Thailand adalah BYD dan SAIC Motor yang berbasis di Shanghai.

BYD juga tengah membangun pabrik di Provinsi Rayong yang akan memproduksi hingga 150.000 unit mobil listrik per tahun mulai 2024. Lokasi terkait terletak dalam Eastern Economic Corridor (EEC), zona pengembangan industri utama Thailand.

Merek China lainnya yang berencana memproduksi mobil listrik di Thailand adalah China Automobile yang akan memproduksi sekitar 58.000 unit mobil listrik, dan 36.000 plug-in hybrid (PHEV) per tahunnya.

Sementara itu, Indonesia sedang menyiapkan paket insentif baru untuk merangsang para produsen kendaraan listrik supaya mau berinvestasi di Tanah Air.

Dikatakan Kepala Staf Kepresidenan RI (KSP) Moeldoko, insentif dimaksud mencakup perpanjangan tax holliday (berkaitan Pajak Pertambahan Nilai/PPh) hingga kemudahan dalam bentuk non-fiskal lainnya.

Sebab dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 150/2018, masa pembebasan PPh untuk produsen mobil listrik ditetapkan sesuai dengan nilai investasi.

“Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu sedang mengkaji kemungkinan jika aset seperti tanah dijaminkan ke bank sebagai garansinya,” katanya.

https://otomotif.kompas.com/read/2023/11/03/090200715/thailand-pangkas-subsidi-pembelian-mobil-listrik-mulai-2024

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke