Kehadiran Alvez cukup menarik, karena meski tak dicanangkan untuk mendisrupsi pasar LSUV, tapi secara harga sangat kompetitif.
Sebelumnya Kompas.com sudah mengulas mengenai desain eksterior, interior dan juga fitur. Maka kali akan membahas mengenai rasa berkendara.
Berada di belakang kemudi, tombol start/stop Alvez dirancang di samping kiri setir, bukan sebelah kanan seperti kabanyakan mobil lain. Joknya cukup nyaman, tapi pengaturannya masih manual.
Setirnya hanya punya fitur tilt alias disesuaikan atas bawah dan belum teleskopik atau maju mundur. Meski demikian, redaksi dengan tinggi 168 cm dan berat 80 kg tidak kesulitan mengatur posisi duduk dan tangan.
Hal pertama yang dapat dirasakan ialah kemudi yang sangat ringan sehingga memudahkan pengemudi untuk bermanuver serta saat parkir.
Soal tenaga, redaksi menilai mesin Alvez tak terlalu responsif di putaran bawah, apalagi saat pakai mode eco yang terasa tertahan. Tenaganya baru terasa ketika mesin sudah di putaran menengah.
Hal ini terasa saat pengemudi ingin menyalip mobil lain dan saat tanjakan. Pedal gas mesti diinjak lebih dalam untuk mengeluarkan performa lenih optimal.
Namun saat pakai mode S pengendaliannya langsung berubah. Tenaga mesin mengalir dari putaran bawah secara instan. Berbeda jika posisi tuas berada di D biasa, apalagi pakai mode eco.
Alvez mengusung mesin 1.485 cc naturally aspirated, inline-4 cylinder, DVVT, DOHC. Dapur pacu tersebut diklaim mampu menghasilkan tenaga 105 tk pada 5.800 rpm dan torsi 143 Nm pada putaran mesin 4.000-4.600 rpm.
Tenaga tersebut dikirim ke roda menggunakan transmisi otomatis CVT untuk varian EX. Sedangkan Alvez SE cuma tersedia dalam transmisi manual 6-percepatan.
Berdasarkan data, tenaga Alvez paling kecil dibandingkan kompetitor SUV 1.500 cc. Hyundai Creta contohnya, punya tenaga 113 tk dan torsi 143,8 Nm.
Sedangkan untuk Honda HR-V menghasilkan 121 tk pada 6.600 rpm dan torsi 145 Nm pada 4.300 rpm.
Selain tenaga suspensi Alvez sangat empuk. Buat jalan perkotaan di Jakarta dan sekitarnya yang tidak terlalu bagus memang enak, namun karakter SUV-nya jadi sedikit tertutup, dan terasa agak "mental-mentul."
https://otomotif.kompas.com/read/2023/10/24/152200515/sensasi-di-balik-kemudi-wuling-alvez-untuk-harian