JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah sempat berkencan singkat di fasilitas Toyota Driving Experience (TDE), redaksi Kompas.com mendapatkan kesempatan untuk merasakan kembali berkendara bersama Toyota Yaris Cross Hybrid.
Pengetesan dilakukan lebih leluasa selama empat hari di jalur perkotaan, untuk mendapatkan gambaran nyata ketika mobil digunakan sehari-hari pada jalur padat kendaraan.
Mengingat, kendaraan listrik berteknologi hibrida yang sudah diproduksi lokal tersebut sebagian besar menyasar konsumen di perkotaan.
Gabungan dari keduanya mampu menghasilkan torsi sebesar 141 Nm yang tersalurkan ke roda depan melalui transmisi CVT.
Pertama kali mesin dihidupkan, suaranya nyaris tak terdengar karena mesinnya belum aktif melainkan baterainya. Bagi pengemudi pertama mobil listrik, mungkin akan merasa bingung, apakah mobil sudah siap dikemudikan atau belum.
Rasa tersebut tetap bertahan saat kami menginjak pedal gas secaa perlahan. Meskipun demikian, akselerasi mobil terasa nurut mengikuti perintah atau kemauan pengemudi.
Setelah berkendara beberapa saat, barulah suara mesin terdengar sayup-sayup alias cukup halus. Menandakan, mobil butuh pasokkan tenaga lebih dari mesinnya untuk melaju.
Saat diajak berakselerasi dengan menekan pedal gas secara penuh alias kickdown, putaran bawah tergolong responsif. Tetapi jauh lebih terasa ketika mengaktifkan mode PWR
Dengan lintasan lurus yang pendek, SUV yang dibanderol Rp 449,95 juta ini masih bisa melesat cepat dari titik diam hingga 60 kpj. Begitu pula ketika mobil masuk putaran tengah, kecepatannya semakin agresif hingga tidak terasa sudah mencapai 100 kpj.
Tetapi saat memasuki putaran atas dengan mode berkendara normal, lajunya tampak tertahan. Mungkin karena mobil berusaha untuk tetap menghemat konsumsi BBM-nya.
Paling menarik dari segi handling, Yaris Cross Hybrid menawarkan karakter kemudi yang tak hanya nyaman digenggam, tapi responsif dan presisi.
Hasilnya, mampu menghadirkan sensasi fun to drive. Walau datang sebagai sebuah SUV dengan ground clearance cukup jenjang, tapi saat diajak bermanuver mobil cukup lincah dan minim body roll.
Hal ini tak lepas dari peran platform serta jarak radius putar yang hanya 5,2 meter. Belum lagi ditambah setelan suspensi dengan karakter tidak terlalu keras selayaknya Kijang Innova Zenix, sehingga masih terasa kenyamanan seperti MPV.
Dalam kesempatan sama, redaksi juga sempat mencoba fitur driver assist seperti lane departure warning (LDW) yang akan mengingatkan pengemudi saat mobil keluar lajur dan melewati garis jalan.
Fitur ini bekerja di kecepatan tertentu, sehingga saat keluar jalur dalam posisi kecepatan rendah, alarm penandanya tidak akan berfungsi. Sebaliknya jika kondisi ini berlaku di kecepatan tinggi maka muncul pemberitahuan.
Sayangnya Toyota tidak langsung melengkapi Yaris Cross Hybrid dengan paddle shift untuk mengatur perpindahan gigi vitural pada CVT. Speaker yang disematkan untuk menemani berkendara pun terbilang biasa saja untuk mobil kelas Rp 400 juta ke atas.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/09/18/184100115/sensasi-berkendara-yaris-cross-hybrid-di-jalur-perkotaan-lincah-dan-agresif