Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bahaya Mobil Pakai Oli Palsu, Bisa Habiskan Rp 20 Juta buat Perbaikan Mesin

JAKARTA, KOMPAS.com - Persebaran oli palsu di Indonesia dianggap masih tinggi, tampilannya pun semakin identik dengan versi asli dan bisa menyesatkan. Hal ini dinilai membahayakan konsumen, khususnya pengguna mobil.

Pasalnya, ada resiko besar yang bisa terjadi pada mobil yang menenggak oli palsu, seperti kerusakan pada komponen mesin bagian dalam, berimbas pada biaya servis tinggi mencapai Rp 20 juta.

Hermas Efendi Prabowo, Ketua Umum Persatuan Bengkel otomotif UMKM Indonesia (PBOIN) menjelaskan, kualitas fisik oli palsu juga terbilang semakin meningkat, dari segi warna bahkan tingkat kekentalan.

“Jadi secara visual kalau diperhatikan ya, packingnya (oli palsu) sudah mirip dengan oli asli, viskositasnya, juga warnanya. Kalau enggak dibawa ke laboratorium untuk diperiksa, enggak akan ketahuan itu,” ujarnya kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (24/8/2023).

Dia menambahkan, walaupun tampilan visual semakin identik, kualitas performa dan fungsi oli palsu masih jauh di bawah versi asli. Inilah poin utama yang dianggap membahayakan.

Semua oli palsu pasti memiliki daya tahan dan usia pemakaian rendah, yakni hanya sekitar 1.000 kilometer atau bahkan kurang.

Sebagai komparasi, normalnya masa pakai oli mobil asli berkisar antara 8.000 kilometer sampai 10.000 kilometer, angka yang tentunya berbeda jauh.

Efek yang disebabkan oli palsu pada komponen mesin juga cukup serius, bisa berupa tergoresnya piston, seher terhambat, bahkan overheating berlebihan.

“Kalau kasusnya seperti itu, sudah pasti overhaul alias turun mesin. Biayanya sudah bisa ditebak kan (tidak murah),” ujar Hermas.

Pada kesempatan terpisah, Noval Al-Hudah, Teknisi Mitsubishi Prabu Pendawa Motor, membagikan beberapa efek fatal pada mobil yang disebabkan oleh oli palsu.

“Pertama, mobil jadi mudah sekali overheating dan temperaturnya tidak stabil. Ini juga salah satu indikasi awal mobil diisi oli palsu, karena mudah panas padahal baru saja ganti oli,” ujarnya.

Kendala lain yang bisa terjadi adalah adanya penyumbatan dan penggumpalan di bagian dalam mesin dan menghambaat fugsi piston. Hal itu membuat tarikan mobil terasa berat dan mesin ngelitrik.

“Saat servis, mobil yang kena oli palsu pasti bisa langsung ditebak. Karena ketika oli dikuras ada penyumbatan dan penggumpalan, seolah oli berubah jadi mentega,” ujarnya.

Noval membagikan pengalamannya baru-baru ini saat menangani kasus mobil Mitsubishi Outlander sport yang terkena imbas oli palsu, di mana total biaya perbaikannya menyentuh nominal Rp 20 Juta.

“Kerusakannya sudah parah sekali dan sayangnya telat ditangani. Seher piston terkikis, permukaan piston lecet, dan banyak kendala lainnya. Ketika ditotal, biaya perbaikannya sekitar Rp 20 juta,”

 

https://otomotif.kompas.com/read/2023/08/25/154100415/bahaya-mobil-pakai-oli-palsu-bisa-habiskan-rp-20-juta-buat-perbaikan-mesin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke