JAKARTA, KOMPAS.com – Yadea E8S Pro dijual dengan harga Rp 23,9 juta on the road DKI Jakarta. Bisa dibilang motor listrik ini memberikan impresi yang berbeda dibandingkan kompetitornya.
Motor listrik ini jadi pilihan menarik di antara pilihan motor bensin di rentang harga Rp 20 jutaan. Tapi satu hal yang bikin penasaran, bagaimana rasa berkendara motor listrik ini?
Sebagai awalan, kita bahas dulu posisi berkendara Yadea E8S Pro. Buat pengendara dengan tinggi 161 Cm dan bobot 61 Kg, motor listrik ini rupanya tidak terlalu mungil. Bisa dibilang cukup setara dengan skutik 110 cc sampai 125 cc dari merek Jepang.
Posisi berkendara terbilang santai dengan setang tinggi, membuat tangan bisa lurus ke depan. Sementara kaki bisa menapak sempurna, lantaran tinggi jok yang cukup rendah walaupun joknya lebar.
Meskipun posisinya santai, tapi buat perjalanan jauh ternyata tidak begitu nyaman. Apalagi dek tengah letaknya agak tinggi karena menjadi tempat baterai.
Kondisi ini membuat posisi kaki seperti jongkok. Bagi sebagian orang, posisi ini justru lebih pegal ketimbang posisi lainnya.
Ditambah lagi dengan setang yang ringan dan terasa bergetar saat melewati jalan bergelombang atau rusak. Secara keseluruhan, posisi berkendara masih menyerupai sepeda listrik ketimbang motor konvensional.
Namun kekurangan itu terbayar dengan respons putaran akselerator yang halus, nyaris mendekati motor listrik mahal.
Tenaganya pun terasa cukup untuk menghela bobot motor dan pengendara. Tapi memang tidak bisa berharap banyak, karena kecepatan maksimalnya dibatasi sampai 60 Kpj.
Pada mode berkendara 1, tenaga motor listrik terasa mengentak. Sedangkan pada mode 2, terasa lebih halus. Kami menduga hal itu disebabkan karena pengaturan ECU yang membuat rasio mode 2 lebih berat ketimbang mode 1.
Sementara itu, dengan spek baterai 72V38Ah atau sekitar 2,7 kWh, motor listrik ini diklaim bisa mencapai 150 Km.
Sebagai catatan, klaim tersebut kabarnya bisa dicapai dengan kecepatan motor sekitar 25 Kpj sampai 30 Kpj.
Berdasarkan pengalaman redaksi Kompas.com, ketika menjajal Yadea E8S Pro dalam rute Jakarta-Bogor sejauh 64 km, baterai tinggal tersisa 2 bar.
Itu pun sudah berkali-kali bertambah sampai 4 bar atau 3 bar berkat bantuan rem regeneratif. Tapi seketika indikator baterai turun lagi saat motor dipacu.
Selain itu, saat baterainya hampir habis rupanya performa motor juga mengalami penurunan, tidak sekencang saat baterai terisi penuh.
Adapun untuk biaya mengecas baterainya sampai penuh butuh ongkos Rp 3.950, khususnya buat rumah dengan daya listrik 900-2.200 VA. Artinya dengan biaya tidak sampai Rp 5.000, motor bisa dibawa melaju lebih dari 50 Km.
Sedangkan untuk waktu pengecasan dengan daya listrik rumah 2.200 VA, Yadea E8S Pro butuh waktu kurang lebih 6 jam sampai baterai full.
Secara umum, Yadea E8S Pro jadi pilihan menarik buat motor listrik berharga Rp 20 jutaan. Motor listrik ini punya performa yang oke dan cukup fungsional buat sehari-hari.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/08/09/164100615/impresi-berkendara-dan-mengecas-motor-listrik-yadea-e8s-pro