JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini manager tim Repsol Honda, Alberto Puig mengungkap alasan mengapa prestasi Honda tiarap sejak 2020 atau sejak waktu pandemi Covid-19 sedang tinggi-tingginya.
Selain cederanya Marc Marquez di GP Jerez, Spanyol 2020, alasan paling kuat yaitu para mekanik dan insinyur Honda tidak bisa balik ke Jepang untuk melakukan pengembangan motor karena Jepang melakukan isolasi.
Mengomentari pernyataan tersebut, manajer tim Ducati, Davide Tardozzi mengatakan alasan Puig mengenai kondisi Honda bisa jadi memang benar adanya dan bukan hal yang dibuat-buat.
"Saya pikir Alberto mengatakan hal yang benar. Meminta orang untuk pergi sejauh 500 kilometer dari rumah bukanlah masalah, tetapi meminta mereka melakukan (perjalanan) 8.000 Km mungkin berbeda," kata Tardozzi dilansir dari Motorsport, Kamis (6/7/2023).
"Berurusan dengan pola pikir dan budaya yang sama sekali berbeda jauh lebih sulit," ujarnya.
Tardozzi mengatakan, namun hal yang sama akan tetap terjadi apabila Honda merekrut para insinyur dari luar negeri untuk mengembangkan motor RC213V pada saat 2020-2021 sebab orang Jepang punya kultur yang berbeda.
"Jadi saya pikir bahkan jika orang Jepang membuat keputusan (untuk merekrut insinyur dari luar negeri), akan butuh waktu lama untuk bekerja, karena mereka harus mengubah sikap dan pola pikir mereka sepenuhnya," ujarnya.
Alasannya kata Tardozzi, orang Jepang punya struktur bepikir yang berbeda dalam menentukan pengembangan motor. Kemudian kendala lain bisa terjadi dari berbagai aspek termasuk kendala bahasa.
"Saya pikir itu akan sangat sulit dan saya tidak tahu berapa banyak orang yang mau masuk ke sistem Honda, yang sangat sulit untuk dipahami," kata dia.
"Selain bahasa, karena benar semua orang berbicara bahasa Inggris, itu membutuhkan banyak waktu untuk mengembangkan pemahaman yang tepat dan saya tidak tahu apakah mereka memiliki waktu itu," tambah Tardozzi.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/07/06/130200515/bos-ducati-komentari-alasan-prestasi-honda-jeblok-di-motogp