JAKARTA, KOMPAS.com - Bukan rahasia umum lagi jika tim pabrikan Jepang MotoGP, yakni Honda dan Yamaha tampil melempem di musim 2023.
Hal itu mendapat sorotan dari General Manager Ducati Corse Gigi Dall'Igna, yang menilai bahwa Honda dan Yamaha salah mengambil rute pengembangan karena terlalu fokus dengan satu pebalap saja.
Menurut Dall'Igna, langkah tersebut sebenarnya cukup bekerja untuk Repsol Honda dengan Marc Marquez, namun saat rider andalannya itu mengalami cedera lengan kanan dan berjuang demi pemulihan selama hampir tiga tahun, maka hasil yang diperoleh tidak akan sama.
Sementara untuk Yamaha, kesalahannya adalah mengubah YZR-M1 yang sebelumnya dari motor paling 'ramah' bagi pebalap menjadi lebih liar meraih performa yang maksimal.
Awalnya, itu bekerja dengan baik lewat Fabio Quartararo yang berhasil meraih gelar juara dunia pada 2021. Namun, arah pengembangan yang diambil Yamaha justru membuat motor kehilangan poin kuatnya selama beberapa tahun terakhir.
“Kesalahan strategis mereka adalah mengikuti hanya satu pembalap, untuk mendasarkan pengembangan motor mereka pada hasil dan umpan balik dari pebalap terdepan,” ucap Dall'Igna, dikutip dari Crash, Rabu (21/6/2023).
“Seringkali apa yang dikatakan pebalap terdepan, sang juara, tidak benar karena bakatnya menutupi masalah yang dialami motor. Paradoksnya, untuk mengembangkan proyek dengan baik, Anda harus mendengarkan semua suara, semua pengendara,” lanjutnya.
Dall'Igna melanjutkan, hal tersebut berbanding terbalik dengan Ducati yang melibatkan seluruh pebalapnya dalam pengembangan Desmosedici.
Seperti diketahui, Ducati memiliki delapan motor di grid, dua kali lebih banyak dari Honda dan empat kali lipat dari Yamaha. Untuk menyatukan masukan dan pendapat dari setiap pebalap memang tidak mudah, butuh proses yang panjang dan melelahkan.
Namun, pabrikan asal Italia itu kini telah benar-benar mengungguli Honda dan Yamaha, yang memenangkan setiap balapan MotoGP dari 2011-2015.
Setelah menyapu gelar juara dunia, tim dan konstruktor tahun lalu, di musim ini, Ducati tercatat telah memenangkan 11 dari 14 balapan tahun ini, termasuk Sprint Race.
Sedangkan Honda baru meraih satu kemenangan melalui Alex Rins pada GP Amerika, dan Yamaha hanya mampu finis ketiga melalui Fabio Quartararo di GP Amerika sebagai hasil terbaiknya.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/06/22/104200915/bos-ducati-ungkap-kesalahan-honda-dan-yamaha-di-motogp