JAKARTA, KOMPAS.com - Populasi mobil listrik berbasis baterai di Indonesia sudah makin ramai. Tapi kalau dilihat, soal harga memang masih belum terjangkau, kisaran Rp 500 juta ke atas.
Toyota sebenarnya sudah punya produk mobil listrik berbasis baterai, yakni bZ4X. Tapi dari segi harga, masih tinggi, di Rp 1,19 miliar, jauh dari kata terjangkau.
Sedangkan untuk pasar di Indonesia, memang paling besar untuk mobil dengan banderol di bawah Rp 500 juta. Lalu, bagaimana kans Toyota bermain di kelas tersebut dengan mobil listrik berbasis baterai?
Anton Jimmi Suwandy, Marketing Director PT Toyota Astra Motor menjelaskan, Toyota punya cara sendiri menyebarkan elektrifikasi, yakni dengan nama multi pathway. Tujuannya, menyediakan banyak variasi kendaraan, bukan cuma listrik berbasis baterai.
"Kita sediakan banyak variasi karena melihat dari konsumen Indonesia. Memang ada satu produk (mobil listrik) di bawah Rp 500 juta, tetapi itu kan variasi-variasi yang lainnya," ucap Anton di Jakarta, Senin (17/4/2023).
Jadi, untuk segmen dengan harga di bawah Rp 500 juta, hybrid masih jadi solusi yang paling masuk akan. Bahkan, potensi hybrid untuk laku di segmen tersebut cukup lumayan.
"Seperti Zenix Hybrid, 3-row seater, crossover, dan hybrid, ini sangat diminati konsumen, indennya juga cukup panjang," ucap Anton.
Multi pathway yang dilakukan Toyota bukan cuma fokus pada market yang mampu beli mobil di atas Rp 500 juta, tapi kontribusi mengurangi emisi karbon bisa dilakukan siapa saja.
"Kita memberikan kesempatan kepada semua orang untuk mencapai karbon netral. Beli LCGC saja bisa berkontribusi karena konsumsi BBM irit, ramah lingkungan, begitu juga hybrid dan PHEV sampai BEV," ucap Anton.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/04/18/134100115/toyota-sebut-multi-pathway-jadi-solusi-yang-pas-buat-indonesia