JAKARTA, KOMPAS.com - Ban sepeda motor memiliki peran penting untuk menopang beban pengendara dan motor. Supaya fungsinya selalu optimal, maka harus dirawat dan rutin diganti jika masa pakainya sudah habis.
Saat mengganti ban, biasanya ditemui kejanggalan berupa ban bagian belakang lebih cepat habis dibandingkan ban bagian depan, apakah hal ini normal?
Dodiyanto, Senior Brand Executive dan Product Development PT Gajah Tunggal Tbk menjelaskan, kejadian itu terbilang normal dan wajar. Ban belakang motor memang lebih cepat habis.
“Itu hal yang wajar kok, bukan karena kesalahan setingan atau kualitas ban jelek. Ban belakang dan ban depan memang punya usia pemakaian yang berbeda,” kata dia kepada Kompas.com, Minggu (3/4/2023).
Faktor utama yang menyebabkan ban belakang cepat habis adalah karena pendistribusian berat pada motor lebih bertumpu ke bagian belakang.
“Motor-motor jaman sekarang khususnya motor matik memang memiliki weight distribution yang berat di bagian belakang. Perbandingannya itu 40 persen di bagian depan dan 60 persen di bagian belakang,” kata Dodi.
Dodi menambahkan, sebab lain yang membuat ban belakang cepat botak adalah akselerasi dan pengereman motor lebih banyak terjadi pada bagian belakang.
“Belum lagi kalau motor sering digunakan untuk membonceng, bebannya kan bertumpu di belakang, bukan di depan. Kurang lebih seperti itu logikanya,” kata dia.
Menurut Dodi, pengendara bisa menggunakan rumus 1:2 saat melakukan pergantian ban. Artinya adalah ban depan baru diganti setelah ban belakang diganti dua kali.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/04/03/181200515/mitos-atau-fakta-ban-depan-motor-lebih-awet-dibanding-ban-belakang-