JAKARTA, KOMPAS.com - Seperti menjadi kebiasaan, pengendara sepeda motor di jalan raya banyak yang memilih untuk memotong jalur kendaraan lain. Alasannya untuk menghindari kemacetan.
Tapi, ada risiko kecelakaan yang mungkin terjadi. Contohnya di dalam unggahan video @dashcam_owners_indonesia, Senin (27/3/2023). Tampak, pengendara sepeda motor memotong jalur di depan mobil dan ditabrak pengendara lainnya dari arah belakang.
Founder & Training Director Jakarta Defensive (JDDC) Driving and Consulting Jusri Pulubuhu menyarankan, perhitungan yang diperlukan untuk aman dalam situasi itu, yaitu mengawasi kaca spion, dan berkomunikasi dengan pengendara lain.
"Di sela-sela antar kendaraan, perlu memperhatikan kondisi dari belakang dan samping aman untuk menyeberang dan mendahului. Termasuk, kode lampu sein dan klakson. Itu untuk pengendara lain tau ada kendaraan akan memotong jalur," kata Jusri kepada Kompas.com, Senin (27/3/2023).
Ada juga risiko lain, datang dari mobil atau kendaraan besar yang dipotong jalurnya. Jarak yang terbatas membuat pengendara sepeda motor tidak mampu menghindar jika pengemudi di depan gagal mendaki di tanjakan.
Masalah juga akan timbul saat pengemudi lain di antrean terpancing karena tiba-tiba ada sepeda motor yang datang mendadak.
Untuk itu, Jusri mengingatkan, pentingnya waspada dan jaga jarak aman di jalan macet. Khusus pengendara motor, perlu belajar untuk bersabar antre. Pada kenyataannya, banyak pengendara dan pengemudi yang memilih menang sendiri saat di jalan.
"Memotong jalur itu sudah masuk pelanggaran etika dalam berkendara. Harus sabar, macet atau tidak itu sudah jadi mindset. Daripada main potong, mending mencari jalur alternatif," kata Jusri.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/03/28/031200615/pengendara-motor-jangan-pernah-memotong-jalur-mobil