JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga penilaian mobil baru untuk negara-negara Asia Tenggara atau ASEAN NCAP baru menguji mobil listrik VinFast VF e34. Namun ke depan akan menguji merek lain.
Technical Leader of Asean NCAP, Yahaya Ahmad mengatakan, parameter pengetesan mobil listrik dan mobil bermesin konvensional kurang lebih sama. Namun mobil listrik lebih kompleks menyangkut aspek kelistrikan.
"Yang penting penumpang di dalam tetap selamat (saat terjadi kecelakaan), baik itu mobil listrik maupun mobil biasa," ujar Ahmad di acara Vehicle Safety Course 2023/006 di Politeknik APP Jakarta, Kamis (16/3/2023).
"Perbedaannya, mobil listrik membawa baterai dan yang high voltage (tegangan tinggi). High voltage bisa menyebabkan current shock (syok)," ujar Ahmad.
Untuk diketahui, ada beberapa parameter pengujian dalam ASEAN NCAP, yakni Adult Occupant Protection (AOP) atau proteksi penumpang dewasa, Child Occupant Protection (CPO) atau proteksi penumpang anak, assist safety, termasuk keselamatan untuk pengendara motor.
Test crash atau uji tabrak yang dilakukan oleh ASEAN NCAP, yaitu uji benturan dari depan dan samping. Untuk mengetahui seberapa tahan unit mobil tersebut terhadap benturan, apabila terjadi musibah kecelakaan.
Unit mobil diisi manekin untuk mengetahui dampak benturan terhadap pengemudi dan penumpangnya. Kecepatan uji benturan biasanya maksimal 50 kpj. Diuji benturan dari depan dan samping.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/03/19/094100215/beda-tes-tabrak-untuk-mobil-listrik-dan-konvensional