JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil yang jarang dipakai banyak diklaim justru cepat mengalami kerusakan. Contohnya komponen aki, pengisian yang berhenti membuat arus di dalam aki menjadi kosong. Alhasil, mobil tidak kuat di starter.
Pada dasarnya, pengisian aki mobil akan normal jika mesin hidup. Daya listrik yang berada di dalam aki akan terisi penuh untuk dialirkan ke komponen-komponen mobil.
Meski jarang digunakan, mobil perlu untuk tetap mendapatkan perawatan. Disamping perawatan di bengkel, pemilik juga disarankan melakukan perawatan sendiri.
Hal itu di ungkapkan Kepala Bengkel Nasmoco Janti Yogyakarta Bambang Sri Haryanto. Menurut dia, komponen cairan pelumas, pendingin mesin, dan baterai daya tahan atau usia pakainya akan lebih baik jika mendapat perawatan khusus.
Misalnya, jika mobil tidak digunakan sebulan penuh, sebaiknya pemilik memanaskan mesin satu minggu sekali.
"Baik lagi jika seminggu 2-3 kali mesin dinyalakan. Tapi, jangan terlalu lama dibiarkan hidup. Durasinya, cukup 1 menit. Supaya sludge oli di mesin tidak menumpuk," kata Bambang kepada Kompas.com, belum lama ini.
Berbeda jika mobil akan ditinggal pergi berlibur, Bambang menyarankan, memang lebih baiknya jika aki di cabut. Tujuannya, mengurangi arus listrik terbuang dalam keadaan mesin mati.
Perlu di ingat, mobil yang tidak digunakan dalam waktu tertentu, ada aliran listrik yang masih mengalir ke komponen-komponen kabin, audio, dan tersimpan di alternator. Jika dibiarkan, daya listrik yang berada di dalam aki tetap akan berkurang.
"Pasti daya aki akan turun, mobil diam aliran listrik ke komponen-komponen yang membutuhkan listrik masih aktif. Kalau lama, ditinggal pergi atau jarang menggunakan mobil. Aki lebih baik jika dicabut," kata Bambang.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/03/18/134200315/cara-merawat-aki-pada-mobil-yang-jarang-dipakai