Pembeli Ferrari sudah pasti orang berkantung tebal. Apalagi di Indonesia, di mana pajak barang mewah membuat harganya jadi lebih tinggi. Bahkan boleh jadi harga jual di Indonesia lebih tinggi dari negara lain.
Meskti tidak menyebutkan secara eksplisit, Nini Chiandra, General Manager PT Eurokars Prima Utama, distributor resmi Ferrari di Indonesia, mengatakan, sama seperti pada umumnya konsumen Ferrari juga ada yang beli dengan skema kredit atau "nyicil."
"Semua balik ke kustomernya ya, kalau dia mau nyicil atau apa (tapi) pasti balik ke kantong masing-masing. Waduh, (ada) tidak banyak," ungkap Nini saat peluncuran Ferrari 296 GTS, Jumat (10/2/2023).
Meski demikian Nini tidak mau menyebut persentase konsumen yang membeli secara kredit.
Di sisi lain, punya uang sebetulnya tidak cukup sebab pembeli Ferrari juga mesti punya sabar. Alasannya supercar asal Italia itu bukan produk massal, sehingga masa tunggu mobil bisa mencapai tahunan.
Nini memberikan contoh Ferrari 296 GTS yang baru meluncur untuk melengkap 296 GTB yang hadir pada Juli 2022 tersebut mempunya masa inden dua tahun.
"Tetap (inden) karena jalurnya, sudah waiting list. Mobil lain saja (masa tunggu) sudah setahun lebih, kalau kita kurang lebih 2 tahun lah," kata Nini
https://otomotif.kompas.com/read/2023/02/12/072100015/identik-mobil-sultan-adakah-pembeli-ferrari-yang-bayarnya-nyicil-