TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Perkara servis mobil ke bengkel memang membutuhkan kemantapan. Karena itu sama saja pemilik memasrahkan mobil kepada bengkel untuk dilakukan perawatan atau perbaikan.
Berhubung mobil adalah kendaraan yang cukup penting dan selalu digunakan maka wajib sekali memilih bengkel yang benar-benar kompeten di bidangnya dan dapat dipercaya.
Pasalnya, tidak sedikit bengkel bukannya menjadi penolong pemilik mobil, tapi justru mengambil kesempatan untuk meraup keuntungan dengan tidak terukur.
Pemilik Sriyatin Car Agus Setiawan mengatakan, dalam hal mengambil keuntungan, pasti setiap pelaku usaha bengkel bertujuan mencari keuntungan, tapi yang jadi masalah terkadang ada kecurangan. Maka dari itu, pemilik mobil harus cerdas menyikapinya.
“Terkait harga onderdil, setiap bengkel memiliki hak menentukan harga berapapun itu, tapi seharusnya sebelum melakukan penggantian onderdil pihak bengkel meminta persetujuan ke pemilik mobil, sehingga terjadi transaksi jual beli yang baik di sana,” ucap Agus kepada Kompas.com, Jumat (10/2/2023).
Dia mengatakan dengan cara tersebut maka pemilik mobil memiliki hak untuk menolak atau melakukan negosiasi terhadap penggantian onderdil yang dimaksud.
“Jika sudah ada regulasi yang baik dari pihak bengkel, pemilik mobil bisa memeriksa onderdil yang dimaksud apakah kondisinya baru, orisinal, atau tidak, soal harga juga bisa dipertimbangkan dengan baik,” ucap Agus.
Menurut Agus, penting sekali meminta persetujuan kepada pemilik mobil agar kedua belah pihak sama-sama jelas.
“Baru kalau sudah ada kata sepakat, penggantian onderdil bisa dilakukan oleh pihak bengkel,” ucap Agus.
Dia juga mengatakan dalam penyampaian alasan onderdil harus diganti juga sebaiknya tepat, tidak perlu mengada-ada.
“Onderdil yang rusak itu sifatnya bisa urgent, sehingga harus diganti, bila tidak maka akan mengakibatkan celaka atau kerusakan komponen lain, dan ada juga yang sifatnya bisa diganti nanti, itu harus tersampaikan ke pelanggan,” ucap Agus.
Menurut Agus, onderdil yang bisa diganti lain waktu ini biasanya terkait dengan masa pakai onderdil.
“Seperti kampas rem, ketebalannya kan bisa diukur, bila masih belum menyentuh limitnya, itu masih bisa digunakan meski terlihat secara kasat mata memang tipis, satuan ukurnya milimeter kalau kampas rem,” ucap Agus.
Adapun onderdil yang rusak sifatnya hanya soal keindahan, itu tetap perlu disampaikan ke pelanggan.
“Seperti mika lampu mobil pecah, ada goresan di bodi dan sejenisnya itu tetap perlu disampaikan ke pelanggan, tapi perlu dikasih tahu risiko kalau tidak diganti hanya soal estetika saja,” ucap Agus.
Jadi, bengkel yang baik secara umum adalah bengkel yang bisa menjaga rasa percaya pelanggan menurut Agus.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/02/11/102200315/cara-mudah-mengenali-bengkel-yang-tidak-curang