JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam keadaan tertentu, para pengendara mobil kerap kali membuka kaca dan mematikan air conditioner (AC) untuk menghemat konsumsi bahan bakar minyak (BBM).
Langkah dimaksud, supaya kinerja mesin tidak terlalu berat dan pada akhirnya mampu menekan tingkat konsumsi BBM. Namun di satu sisi, hambatan udara akibat terbukanya kaca membuat percepatan pada mobil jadi sedikit terhambat.
Lantas, apakah membuka kaca bisa secara efektif untuk menghemat BBM?
Dealer Technical Support Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi menyatakan, membuka kaca saat mobil berjalan ternyata justru bikin konsumsi BBM lebih boros. Khususnya, saat kaca dibuka sangat lebar.
“Semakin jendela dibuka, maka laju mobil akan ditahan oleh udara yang masuk ke dalam mobil,” katanya kepada Kompas.com, Kamis (8/2/2023).
Ia melanjutkan, saat mobil tertahan oleh angin, pergerakannya akan terhambat. Lalu pengaruhnya adalah efesiensi bahan bakar yang tidak optimal. Jadi memang sebaiknya, jendela mobil ditutup ketika mobil melaju dengan kecepatan cukup tinggi.
Cara paling benar dan efektif untuk menghemat BBM, sebagaimana dikatakan Technical Leader Auto2000 Agus Mustafa, ialah dengan mengatur suhu dan embusan AC.
Menurutnya, cara yang paling mudah dan tepat ialah membiarkan temperatur atau suhu AC di mobil konsisten berada di 25 derajat. Tujuannya, agar kompresor tidak terus-menerus aktif sehingga menambah beban pada mesin.
"Pada komponen AC itu memiliki dua sensor, yaitu sensor udara luar dan sensor untuk udara di dalam. Kalau kita setting suhu di 18 derajat, begitu tidak dingin sedikit karena udara di luar ruangan sangat panas, komputer (ECU) akan selalu mengaktifkan kompresor," kata Agus belum lama ini.
"Kalau kompresornya aktif terus tanpa putus, otomatis akan menambah beban pada mesin sehingga konsumsi bahan bakarnya semakin tinggi (boros)," lanjut dia.
Sementara apabila temperatur AC diaktifkan pada 25 derajat, maka jarak antara suhu luar ruangan rata-rata di Indonesia (30 derajat) dengan suhu yang ingin dicapai di dalam ruangan mobil tidak terlalu jauh.
Sehingga, kerja kompresor akan lebih ringan. Sebab, jika suhu dalam ruangan sudah mendekati 25 derajat (yang diinginkan), ECU akan memutus kerja atas kompresor.
"Kalau misalkan kita setting di 25 derajat, komputer itu akan membandingkan udara luar dan dalam. Nah, pas ambil sensor di dalam kabin, mendekati 23-24 derajat, kompresornya dimatikan oleh komputer," jelas Agus.
"Begitu kompresor mati, otomatis bebannya enteng sehingga konsumsi BBM di mobil bakal berkurang (lebih hemat)," ucap Agus, menambahkan.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/02/11/094200715/mitos-atau-fakta-buka-kaca-saat-berkendara-bikin-mobil-hemat-bbm