JAKARTA, KOMPAS.com - Husqvarna Svartpilen 250 resmi hadir di Indonesia pada April 2022. Pada lini produk Husqvarna, Svartpilen jadi salah satu model untuk jalan raya, bergaya naked.
Secara desain, Svartpilen 250 punya tampilan yang nyentrik jika dibandingkan motor naked pada umumnya. Ukurannya ringkas namun tetap terlihat pada dan kekar dari luar, memberi kesan motor laki.
Lalu bagaimana rasanya mengendarai Svartpilen untuk andalan motor harian?
Redaksi Kompas Otomotif mendapatkan kesempatan untuk mengetes Svartpilen 250 dalam beberapa hari. Secara keseluruhan, Svartpilen menawarkan rasa berkendara yang nyaman tapi bukan untuk perjalanan panjang.
Pertama untuk posisi duduk, tinggi redaksi adalah 178 cm dengan berat badan 77 Kg. Posisi tangan memang rileks, tapi badan harus sedikit menunduk, penyebabnya adalah setang model fat bar yang lebar, dan posisinya ada di atas yoke.
Uniknya dari posisi duduk Svartpilen adalah posisi dudukan kaki cukup mundur. Jadi posisi tangan rileks, namun kaki agak sporty, yang sebenarnya masih cukup diterima untuk pemakaian harian.
Ketika berhenti, posisi kaki redaksi bisa menapak dengan sempurna. Tapi posisi dudukan kaki yang agak mundur ini memang butuh penyesuaian, dan butuh waktu agar terbiasa.
Redaksi merasakan pada perjalanan pendek seperti di bawah satu jam, baik lancar atau macet, Svartpilen masih nyaman digunakan. Namun jika dibawa jauh, lebih dari satu jam 30 menit, terasa sedikit pegal di bagian pundak.
Ketika bertemu dengan macet, Svartpilen masih nyaman dibawa filtering atau selap-selip di antara mobil. Tetapi, putaran setang dari Svartpilen ini agak terbatas, jadi agak sulit kalau mau manuver di kecepatan rendah.
Bicara soal mesin, Svartpilen memakai mesin 248,8cc single silinder berpendingin cairan. Tenaga yang dihasilkan adalah 31 TK di 9.000 rpm dan torsi 24 Nm di 7.250 rpm.
Jika dipakai harian, tenaga dan torsi tadi sudah sangat mumpuni. Tidak perlu tarik gas dalam sampai putaran tinggi, tenaga dan torsi sudah tersedia, bahkan di 3.000 rpm sampai 5.000 rpm sudah cukup untuk pemakaian sehari-hari.
Kalau dibawa di kecepatan 40 Kpj-50 Kpj, berada di gigi tiga atau empat saja sudah cukup. Saat mau menyalip kendaraan lain, tidak perlu turunkan gigi, langsung saja diputar gasnya, tenaga dan torsi langsung terisi.
Gigi lima dan enam sebenarnya baru benar-benar terpakai saat jalanan kosong dan cruising di kecepatan 60 Kpj sampai 80 Kpj. Menurut kami, Svartpilen 250 ini senang digas, kalau digantung agak tersendat-sendat, kurang nyaman.
Mengenai getaran mesin, memang Svartpilen ini cukup terasa namun tidak mengganggu, terutama di bawah 4.000 rpm. Kalau digas di atas putaran mesin tersebut, getarannya jadi lebih minim.
Lalu, ketika dibawa macet-macetan, mesin Svartpilen 250 ini sangat pintar menjaga temperatur. Jadi saat berada di kemacetan selama 5 menit sampai 10 menit, pendingin atau radiatornya menyala.
Namun, ketika jalanan kembali lancar, maka radiator tadi kembali mati. Jadi selama kami bawa macet-macetan, tidak pernah ada kendala overheat, hawa mesin ke kaki pun tidak terlalu panas, jadi tidak mengganggu.
Secara fitur, Svartpilen 250 punya mode ABS yang bisa diatur, yakni Road dan Supermoto. Pada mode Road, ABS di roda depan dan belakang, aktif. Sedangkan Supermoto, ABS di roda belakang dinonaktifkan, sehingga bisa mengunci saat sedang bermain offroad.
Jadi, Svartpilen bisa dibilang nyaman untuk pemakaian dalam kota dan bukan dalam waktu yang lama. Sebenarnya bisa saja dibawa jarak jauh, namun harus sering-sering istirahat sambil peregangan badan.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/02/08/134100115/bagaimana-rasanya-bawa-husqvarna-svartpilen-250-jadi-motor-harian-