Sebelumnya Kompas.com sudah menjajal CBR250RR di fasilitas tertutup di sirkuit milik Astra Honda Motor (AHM) tak lama setelah meluncur. Kini Kompas.com, kencan lagi dengan motor ini tapi untuk merasakan pengendaraan harian.
Sebelumnya Kompas.com sudah membahas rinci mengenai desain dan fitur. Maka kali ini akan fokus pada rasa berkendara. Sebab motor ini juga mengalami ubahan teknis pada mesin yang membuatnya lebih kencang.
Mengenai posisi riding pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan yang sebelumnya. Untuk Kompas.com, posisi setang CBR250RR termasuk yang paling pendek dan memaksa pengendara untuk merunduk. Sebab setangnya sudah underyoke.
Dengan postur tinggi 168 Cm dan berat 76 Kg, Kompas.com merasa motor sedikit kebesaran. Kaki tidak bisa menapak dua kaki melainkan harus jinjit.
Untuk diketahui, New CBR250RR memiliki tiga mode, yaitu Comfort, Sport dan Sport +. Saat dicoba ke mode Comfort tenaga lebih lembut cocok buat kondisi santai atau saat melewati jalan yang terkena macet karena tenaganya seperti direm mesin.
Saat dicoba ke mode Sport terasa tenaga lebih berlimpah. Torsi mengalir dari bawah dengan cepat saat gas dibuka. Kompas.com pribadi lebih sering memakai mode ini buat berkendara. Karena tarikannya tidak liar tapi tenaganya terasa penuh.
Kemudian saat mencoba mode Sport+ karakter mesin jadi berbeda. Raungan mesin terasa lebih padat, saat gas dipateng juga tenaga terasa terus terisi minta buka gas. Dalam kata lain motor seolah minta mengebut dan kurang cocok buat jalan santai.
Soal tarik-tarikan dan tenaga Honda boleh mengklaim yang paling baik di kelasnya.
Seperti disebutkan Keiichi Yasuda, President Director PT Astra Honda Motor (AHM) yang mengatakan, perubahan pada sisi mesin menghasilkan tenaga dan torsi yang optimal. Kecepatan puncak lebih tinggi dan tarikan yang responsif.
"Melalui penyetelan mesin yang sangat baik, rasio tenaga dengan beban yang dihasilkan menjadikannya nomor satu di kelas rentang harga ini," kata Yasuda, saat peluncuran September 2022
Asiknya pada varian New CBR250RR SP Quick Shifter, fitur quickshifter terdapat 4 mode, yaitu mode yang mengaktifkan untuk menaikkan dan menurunkan gigi, untuk menaikkan gigi saja, untuk menurunkan gigi saja dan mode Quick Shifter off.
Kami memakai setelan On untuk pindah naik dan turun gigi. Latar belakangnya ialah ada teknologi yang bagus mesti dimanfaatkan, dan terbukti quickshifter sangat membantu saat berkendara sehari-hari. Tangan tidak pegal dan motor responsif.
Pembuktian quickshifter memang harus dipakai sehari-hari karena berbeda dengan motor matik atau bebek, motor sport punya rasa berkendara yang khas.
Untuk mesin New CBR250RR varian SP dan SP Quick Shifter dibekali mesin 250cc 2-silinder DOHC 8-katup. Mampu menghasilkan tenaga maksimal 31 kW atau 41,5 tk pada 13.000 rpm dan torsi maksimum hingga 25 Nm pada 11.000 rpm.
Catatan itu lebih besar dari CBR250RR SP Quick Shifter 2020 dengan mesin 250 cc 2-silinder DOHC 8-katup yang dapat menghasilkan tenaga maksimal 40,3 Tk pada 13.000 rpm dan torsi maksimum hingga 25 Nm pada 11.000 rpm.
Honda mengklaim motor hanya butuh waktu 8,65 detik untuk mencapai jarak 200 meter dan mampu mencapai kecepatan puncak hingga 175 Kpj. Menempatkannya sebagai motor dengan performa tertinggi di kelas super sport 250cc dua silinder.
Ada beberapa ubahan yang dilakukan sehingga tenaga mesin naik. Baik ubahan langsung di mesin hingga komponen pendukung.
Pertama silinder head dikurangi 0,16 mm. Meski kecil sekali tapi disebut membuat ruang bakar jadi berkurang berkurang, otomatis perbandingan kompresi jadi naik yang tadinya 12,1:1 jadi 12,5: 1.
Saat kompresi naik pada ujungnya mengakibatkan tenaga naik. Tapi harus didukung dengan efisiensi volumetrik. Penjelasannya, campuran bahan bakar dan udara yang masuk ruang silinder harus lebih baik.
Untuk itu Honda mengubah bentuk camshaft agar klep in (masuk) membuka lebih lebar dan lama. Sehingga bensin masuk lebih maksimal walau injektor yang digunakan tetap sama seperti model sebelumnya.
Sudut camshaft maupun lift (bukaannya) diubah. Jika sebelumnya membuka 5 derajat sebelum TMA (titik mati atas) dan menutup di 30 derajat setelah TMB (titik mati bawah) diubah jadi 4 derajat sebelum TMA dan 34 derajat setelah TMB.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/01/30/114200915/berkendara-bersama-new-honda-cbr250rr-buat-harian