TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Mobil transmisi manual selalu diunggulkan oleh masyarakat lantaran diklaim lebih responsif jika dibandingkan dengan mobil matik.
Kendati demikian, hal itu tidak sepenuhnya benar karena beberapa mobil matik juga memiliki performa yang bagus.
Lantas, bagaimana bisa anggapan tersebut dipercaya oleh sebagian besar orang padahal belum tentu kebenarannya?
Head of Nissan Academy PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Jamaludin mengatakan, perbedaan responsibilitas transmisi manual dan matik hanya soal sensasi berkendara saja karena memang kedua jenis transmisi memiliki karakter yang berbeda.
“Pada umumnya transmisi manual terasa lebih responsif karena ada penundaan perpindahan tingkat kecepatan atau gear rasio oleh pengemudi, dengan penggunaan gigi rendah yang lebih lama maka torsi besarnya bisa digeber hingga penuh,” ucap Jamal kepada Kompas.com, Kamis (26/1/2023).
Dia mengatakan meski penggunaan gigi rendahnya bisa lebih lama, transmisi manual bakal mengalami jeda saat pengoperasian ke gigi lebih tinggi.
“Jika dilihat dari grafik, setiap pengoperan gigi pada transmisi manual akan ada jeda cukup besar, dan itu menjadi kelemahan mobil manual, bisa menimbulkan rasa tidak nyaman bagi penumpang,” ucap Jamal.
Sementara mobil matik, menurut Jamal, perpindahan gear rasio ditentukan oleh sistem secara otomatis berdasarkan kebutuhan kendaraan.
“Perpindahan tingkat kecepatan pada mobil matik dilakukan secara otomatis oleh ECU atau TCM, sehingga sensasi hentakan atau tarikan mesin kurang begitu terasa,” ucap Jamal.
Maka dari itu, Jamal mengatakan ada pengaturan khusus pada beberapa mobil matik untuk memenuhi kebutuhan pengendara.
“Sebagian mobil transmisi matik ada pengaturan mode berkendara ya, ada eco, normal atau sport, bahkan ada juga yang menggunakan mode berdasarkan medan jalan, misal snow, normal, dan power, tergantung dari jenis kendaraannya,” kata dia.
“Untuk mobil transmisi manual mungkin bisa saja dikendarai dengan lembut oleh pengendara dengan beberapa teknik, ini dikarenakan perpindahan rasio ditentukan sendiri oleh pengendara,” tutur Jamal.
Meski begitu, bagi Anda yang memiliki mobil matik tapi ingin merasakan sensasi berkendara seperti mobil manual juga bisa.
“Beberapa transmisi matik sudah dilengkapi dengan manual mode untuk memberikan sensasi berkendara ala transmisi manual,” ucap Jamal.
Sebenarnya, tujuan dari penerapan transmisi otomatis menurut Jamal untuk meningkatkan kenyamanan saat perpindahan gigi. Selain itu juga bisa lebih efisien karena gear rasio disesuaikan dengan kebutuha kendaraan secara lebih sempurna.
“Dengan adanya sinkronisasi dengan sistem lain di kendaraan, transmisi matik diharapkan lebih bagus dalam menentukan rasio gigi percepatan, misalkan saat direm, ECU akan tahu kebutuhan kendaraan, sehingga transmisi bisa menyesuaikan diri,” ucap Jamal.
Jadi, mobil matik pun sebenarnya bisa dibikin responsif seperti mobil manual lewat fitur mode berkendara, tapi itu justru mengurangi kenyamanan pengendara.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/01/27/121200215/apa-benar-mobil-transmisi-manual-lebih-responsif-daripada-matik-