SEMARANG,KOMPAS.com - Wiper menjadi komponen untuk faktor visibilitas mengemudi di musim hujan. Pergantian karet wiper dilakukan biasanya tiap 6 bulan sekali.
Pasalnya, karet wiper yang mengeras rawan menyebabkan kaca buram. Air yang menempel di bagian kaca pun susah dibersihkan, dan meninggalkan noda bercak.
Banyak cara yang dilakukan untuk menghindari wiper rusak, salah satunya adalah mengangkat wiper saat parkir dibawah terik matahari.
Meskipun demikian, Kepala Bengkel Nasmoco Kaligawe Semarang Mohammad Syafruddin mengatakan, wiper yang berbunyi berisik berarti sebagai pertanda karet wiper telah mengeras.
"Wiper sebelum 6 bulan bisa rusak. Sering ada bunyi kasar, wiper mengeras karena sering parkir dijemur. Kaca dan wiper bergesekan langsung," kata Syafruddin.
Karet yang getas tersebut lama-lama akan menyisakan bekas goresan di kaca yang membandel. Hampir mirip seperti jamur kaca.
Tapi, kata Syafruddin, perawatan karet wiper yang mengeras bisa dilakukan untuk menghindari kerusakan kaca agar tak semakin parah.
Ia pun menyarankan, untuk rutin melakukan pembersihan wiper dan kaca dari kotoran seperti butiran pasir dan debu.
"Pasir yang menempel membuat goresan parah. Kaca menjadi buram. Sebaiknya saat mencuci mobil, karet wiper bisa dibersihkan khusus, dilap, dan dikeringkan," tuturnya.
Kepala Bengkel Honda Gajah Mada Semarang Nanang mengatakan, tergantung kondisi fisik komponen. Wiper dapat dilakukan pergantian bila ada dua pertanda, yaitu ada bekas goresan di kaca dan tidak bersih untuk membersihkan air.
"Goresan di kaca itu tanda karet rusak. Air yang membekas berarti wiper mobil tidak berfungsi," ucapnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/01/21/112200715/apakah-karet-wiper-yang-bunyi-pasti-rusak-