SEMARANG,KOMPAS.com - Kaca film mobil banyak digunakan sebagai perlindungan kabin dari bahaya sinar matahari. Lapisan kaca film juga bisa menambah privasi seseorang saat berada di dalam mobil.
Daya tolak panas kaca film yang baik mampu mempercepat pendinginan suhu udara dari AC terutama di siang hari.
Tapi, ada pembahasan di kalangan pemilik mobil, yaitu tanpa dilapisi kaca film, kaca mobil bisa lebih mudah pecah sewaktu-waktu akibat faktor cuaca. Apakah ini mitos atau fakta?
Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia, mengatakan, kaca film yang aman adalah tidak terlihat gelap dari bagian kabin, tetapi juga melindungi dari hal-hal yang tak di duga, bisa dibilang faktor privasi.
"Privasi seseorang yang lebih diprioritaskan, risiko kejahatan makin besar jika kaca film terlalu terang. Barang-barang berharga apapun kan itu malah mengundang niat orang-orang berbuat kejahatan," ucap Sony.
Menanggapi kasus kaca pecah dikarenakan suhu udara kabin, Rheza Pramudita Pemilik Reza Kaca Film Semarang mengatakan, sinar matahari langsung memang sifatnya merusak. Komponen pada kabin juga terkadang dibuat dari bahan yang sensitif.
"Warna interior bisa pudar karena sering terkena panas. Ledakan terjadi biasanya ada bahan-bahan mudah terbakar, seperti parfum spray yang disimpan di mobil berhari-hari," ucap Rheza.
Kaca film yang berkualitas, fungsi utamanya juga sebagai penangkal panas matahari secara langsung. Maka dari itu, Rheza menyebut, suhu udara di dalam kabin tetap stabil, walaupun mobil parkir di tempat terbuka.
"Udara panas kan sirkulasi AC juga butuh waktu yang lebih lama. Kaca film dijadikan untuk menolak suhu udara panas, prosesnya, terik sinar matahari seperti terserap dan di arahkan memantul, sebelum masuk ke dalam kabin," terangnya.
Hal tersebut, kata Rheza, sering disalah artikan sebagai kaca film yang makin gelap, berarti juga risiko apapun tentunya akan menjadi lebih aman. Padahal, itu relatif dan tergantung diambil dari sudut pandang faktor kenyamanan atau privasi.
"Kaca film sesuai standar 40-80 persen. Itu sudah seperti paket lengkap, privasi di dalam kabin aman, dan daya tolak panas sinar matahari (UV) juga bagus. Yang diutamakan itu jangan sampai pasang kaca film tetapi merugikan diri sendiri, gelap dan mengganggu feeling berkendara," tutur Rheza.
Sementara itu, Kepala Bengkel Nasmoco Kaligawe Semarang Mohammad Syafruddin mengatakan, kaca pecah secara alami tanpa penyebab kemungkinan besar terjadi dikarenakan suhu panas yang terlalu tinggi.
"Suhu udara tinggi masuk ke kabin, itu berarti ada beberapa hal yang tidak sesuai. Bisa komponen elektronik yang dibawa seperti power bank dan sebagainya meledak, atau karena tidak ada sirkulasi udara di dalam kabin. Hal itu sering terjadi ketika parkir berjam-jam di bawah terik matahari langsung," tutur Syafruddin.
Parkir mobil saat cuaca panas sebenarnya juga ada aturannya, salah satu yang bisa dilakukan adalah sedikit membuka kaca, hal itu, kata Syafruddin, akan bermanfaat.
Karena ruang udara yang tersirkulasi juga tetap ada, kaca retak dan pecah biasanya terjadi akibat suhu yang terlalu panas.
"Apalagi parkir dibawah sinar matahari langsung, dari pagi hingga sore. Kaca bisa pecah karena udara di dalam kabin vakum. Tidak ada sirkulasi, itu secara prinsip seperti hukum fisika, ruang hampa udara lama-lama bisa meledak," terang Syafruddin.
Bila dicermati hal itu juga memang ada pengaruhnya dengan kaca film, walupun tak begitu besar. Syafruddin menjelaskan, kaca film yang berkualitas diharapkan, reduksi panas dan suhu udara luar ruangan berlangsung sangat baik. Mengingat begitu besarnya dampak negatif paparan radiasi ultraviolet.
Meski begitu, Syafruddin menyarankan, pemilihan kaca film mobil yang digunakan, faktor utamanya adalah tingkat kegelapan.
"Gelap dari luar sangat baik, orang-orang tak mungkin melihat kondisi di dalam kabin mobil. Tetapi, di dalam kabin, visibilitas tetap nomor satu," kata dia.
https://otomotif.kompas.com/read/2023/01/12/111200215/mitos-atau-fakta-kaca-mobil-rawan-pecah-tanpa-kaca-film-