Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Realisasi Populasi Kendaraan Listrik di Indonesia Masih Jauh

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewasa ini pemerintah RI tengah mendorong penciptaan ekosistem industri atas kendaraan listrik karena dipercaya menjadi salah satu cara yang efektif untuk mengurangi emisi gas buang dan konsumsi bahan bakar fosil.

Apalagi, Indonesia memiliki sumber daya alam berupa nikel yang menjadi bahan baku penting dalam komponen terpenting kendaraan listrik, yakni baterai. Tapi, pertumbuhan jenis moda tersebut kini masih jauh dari harapan.

Pasalnya sebagaimana dikatakan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM Arifin Tasrif, target kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di 2030 ialah sebesar 15 jutaan.

Jumlah itu terdiri dari 2.197.780 unit mobil listrik dan 13.469.000 unit kendaraan roda dua listrik. Dengan angka tersebut, Indonesia akan bisa menghemat BBM sebesar 8,1 juta kilo liter dan pengurangan emisi CO2 sebesar 17,6 juta ton.

Namun per-17 November 2022 jumlah KBLBB di dalam negeri baru berjumlah 33.810 unit, yang terbagi sekitar 7.000 unit mobil penumpang dan 25.782 unit sepeda motor listrik.

"Sampai dengan 17 November 2022 terdapat 33.810 unit KBLBB dan jumlah sepeda motor yang telah konversi sejumlah 128 unit," kata Arifin dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI, Senin (21/11/2022).

Adapun jumlah kendaraan roda tiga sebanyak 285 unit, bus dengan total 58 unit, dan mobil barang sebanyak 6 unit.

Meski demikian, dalam sisi industri kini pembangunan pabrik yang diproyeksikan bisa mendukung sektor hulu-hilir kendaraan listrik sudah berjalan.

Saat ini sedikitnya ada dua pabrik komponen baterai kendaraan listrik yang beroperasi di kawasan industri Morowali, Sulawesi Tengah.

CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus mengatakan, dua pabrik itu ialah milik PT Huayue Nickel Cobalt dan PT QMB New Energy Material.

Adapun PT Huayue Nickel Cobalt memiliki kapasitas produksi katoda 70.000 ton nikel kobalt (Ni-Co) per tahun dan PT QMB New Energy Material memiliki kapasitas 50.000 ton nikel sulfida dan nikel kobalt (Ni-Co) per tahun.

Sementara dari sisi produksi kendaraan, tercatat sudah ada tiga pabrikan yang sudah melakukannya, yaitu Hyundai dengan Ioniq 5, Wuling dengan Air EV dan Almaz Hybrid, serta Toyota melalui Kijang Innova Zenix Hybrid.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/11/23/182100615/realisasi-populasi-kendaraan-listrik-di-indonesia-masih-jauh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke