SEMARANG,KOMPAS.com - Modifikasi ringan yang banyak dipilih pemilik mobil adalah ganti filter udara aftermarket dengan gaya racing.
Karena tingkat kerenggangan filter lebih lebar, aliran jalan masuknya udara ke ruang bakar jadi lancar. Efeknya, akselerasi dan tenaga kendaraan terdongkrak.
Meskipun demikian, penggunaan komponen di luar standar pabrikan tentu memiliki konsekuensi. Filter udara yang renggang, udara terhisap dipastikan lebih banyak., namun ada risiko banyaknya kotoran yang ikut terbawa.
Asumsinya, jika ruang bakar kotor oli mesin bisa ikut tercemar jadi membutuhkan pergantian lebih cepat. Lantas apakah benar demikian?
Kepala Bengkel Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto mengatakan, kotoran yang masuk ruang bakar bisa mempengaruhi kualitas oli.
"Kualitas oli mesin gampang sekali berubah karena kondisi ruang bakar kotor. Oli yang terkontaminasi partikel asing bisa berbahaya, komponen utama mesin bisa tergores," ucap Bambang kepada Kompas.com, Kamis (3/11/2022).
Penggunaan filter udara dengan desain lebih renggang membantu pendinginan mesin lebih baik. Meskipun demikian, Bambang menyebut, perawatan kendaraan benar-benar membutuhkan perhatian khusus.
Komponen seperti throttle body, intake manifold, dan ruang bakar mesin cepat kotor karena filter menghisap udara lebih banyak.
"Jika biasanya pembersihan filter udara setiap 5.000 kilometer (km) bisa dipersingkat menjadi 3.000 km. Filter udara racing didesain mengutamakan durabilitasnya yang lebih baik, bisa di cuci," kata dia.
Untuk penggunaan yang maksimal, Bambang menyarankan, filter udara harus lebih sering di cuci. Hal tersebut karena berhubungan dengan performa kendaraan dan tingkat efisiensi bahan bakar.
"Ruang bakar yang kotor efeknya tenaga mesin ngedrop. Agar usia pakai lama, filter udara harus lebih sering dibersihkan," ucap Bambang.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/11/03/123100715/mobil-pakai-filter-udara-racing-disarankan-ganti-oli-mesin-lebih-cepat