SEMARANG,KOMPAS.com - Sejak 2017, Wuling resmi meramaikan ketatnya kompetisi penjualan mobil di Tanah Air.
Confero menjadi produk pertama yang ditawarkan Wuling untuk bermain di segmen multi purpose vehicle (MPV). Bermodal fitur unggulan yang canggih, mobil ini menantang rival-rivalnya dari merek Jepang.
Karena mendapat angin segar, pada 2018 Wuling kembali menambah jajaran MPV kaya fitur menarik lewat kehadiran Wuling Cortez 1.800 cc.
Tak tinggal diam, Wuling pun memberikan sentuhan baru pada unit yang dipasarkan, menyiapkan diri menghadapi tantangan ekspansi mobil-mobil bermesin turbo, melalui Cortez Turbo 1.500 cc tepatnya di 2019.
Selanjutnya, Wuling percaya diri turun di segmen SUV, gebrakan baru di wujudkan melalui lahirnya Almaz. Bahkan, digadang-gadang memiliki fitur keamanan dan kenyamanan berkendara paling canggih.
Bicara soal aftersales, konon merek asal China ini dianggap harga jualnya anjlok karena berbagai kendala, seperti jarang diminati, suku cadang susah di pasaran, dan lain sebagainya.
Lantas apakah hal itu relevan dengan pasar mobil bekas sekarang?
Area Sales Manager Carsentro Semarang Yudi Purwidyantoro mengatakan, berdasarkan penjualan mobil bekas seperti Wuling series yang terbilang sukses, persepsi buruk dari merek Tiongkok di Tanah Air sudah bisa terhapus.
"Harga bekas masih masuk akal, kualitas barang juga tak bisa di remehkan. Jadi, secara pribadi jika memprediksi 10 tahun ke depan, dominasi brand asal Tiongkok sepertinya belum punah," kata Yudi kepada Kompas.com, Senin (31/10/2022).
Menurutnya, konsumen modern banyak yang memilih mobil dilihat dari pertimbangan harga murah dan fitur-fiturnya yang melimpah.
Jika bicara soal Wuling, daya tarik yang dijualnya adalah fitur kenyamanan berkendara, beberapa konsumen bahkan berani mensejajarkan dengan SUV seharga Rp 500 jutaan.
"Seperti gadget ibaratnya begitu, keunggulan brand Tiongkok itu karena berani pasang spesifikasi tinggi, bisa dibilang jualan fungsi," katanya.
Yudi mengatakan, kendala-kendala kendaraan merek Tiongkok yang gulung tikar karena kelangkaan suku cadang sejauh ini bisa terbantahkan.
"Produsen masih bertanggung jawab menjaga performa pelayanan dihadapan konsumen, buktinya belum pernah dengar ada cerita mobil China mogok," ucapnya.
Sementara itu, Hidayatus Sholekhah Marketing Mobil88 Semarang mengatakan, pasar Wuling yang bagus menandakan kemungkinan besar eksistensinya akan terus berlanjut.
"Tidak ada komentar kalau angka penjualan, stabil sama saja seperti brand Jepang. Malah ada konsumen yang sampai kesengsem punya mobil impian dengan fitur mahal," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/10/31/183100715/merek-asal-tiongkok-direspon-positif-pedagang-mobil-bekas-di-semarang