Harga Baterai Mahal Jadi Hambatan Masyarakat Beralih ke Kendaraan Listrik

JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki era elektrifikasi, sejumlah merek otomotif sudah mulai memasarkan kendaraan ramah lingkungan, mulai hybrid hingga listrik.

Pilihan harga dan modelnya saat ini juga sudah cukup beragam, baik kendaraan roda dua maupun roda empat. Namun, masih ada beberapa hal yang menjadi kendala, menghambat masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik.

Salah satunya, yaitu masih tingginya harga baterai yang dipakai pada kendaraan listrik. Hal ini disampaikan oleh Researcher for Advanced Materials Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wahyu Bambang Widayatno.

"Secara umum, memang dari harga kendaraan listrik yang sudah komersial di pasaran, itu 30 sampai 40 persennya itu adalah harga baterai. Sehingga komponen utama, dari harga, yang utama adalah baterai," ucap Wahyu di IEMS 2022, JCC Senayan, Rabu (28/9/2022).

Wahyu memaparkan, dari 30-40 persen harga baterai tersebut, 77 persennya adalah sel baterai atau battery pack. Sedangkan sisanya merupakan komponen elektronik.

"Jadi memang material baterai memegang porsi yang cukup besar di kendaraan listrik," ucap Wahyu.

Ke depannya, ia berharap ada kolaborasi dan kerja sama dari berbagai pihak untuk bisa membantu menekan tingginya harga baterai pada kendaraan listrik.

Hal serupa juga disampaikan oleh Kasubdit Industri Alat Transportasi Darat Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP), Kementerian Perindustrian Dodiet Prasetyo.

"Untuk di 2022 ini, berdasarkan data yang ada, motor penggerak, dalam hal ini termasuk baterai, ini harganya hampir dua kali lipat (harga) kendaraan," ucap Dodiet di JCC Senayan, Rabu.

Namun berdasarkan proyeksi untuk tahun 2030, nantinya perbandingan ICE maupun BEV nantinya akan hampir sama. Perpindahan masyarakat untuk pindah ke electric vehicle (EV) akan semakin masif.

"Harga dari material baterai inilah yang masih memegang harga utama, sehingga harga dari material ini yang menyebabkan harga baterai (untuk kendaraan listrik) untuk saat ini mungkin masih menjadi tantangan untuk diturunkan," ucap Dodiet.