JAKARTA, KOMPAS.com - Bentuk perawatan transmisi mobil matik yang paling mudah adalah mengganti oli secara rutin. Tapi, perlu diketahui bahwa oli transmisi tidak hanya satu jenis.
Jadi, jenis transmisi matik pada dasarnya terbagi menjadi dua yang utama. Pertama, transmisi matik konvensional atau biasa disebut AT (Automatic Transmission). Kedua, Continuous Variable Transmission (CVT).
Kedua jenis transmisi ini, memiliki sistem kerja yang sedikit berbeda. Maka itu, dibutuhkan juga oli transmisi yang berbeda. Contohnya, antara AT dan CVT berbeda pelumasnya.
Jika oli transmisi AT dituang ke dalam CVT, maka bisa terjadi penurunan performa. Bahkan, tidak menutup kemungkinan bisa sampai menyebabkan kerusakan.
Technical Service Division Executive Coordinator PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Bambang Supriyadi mengatakan, potensi yang paling besar terjadi adalah selip, selip di bagian CVT.
"Sebab, bisa timbul yang namanya friksi, antara metal belt dengan komponen lainnya. Paling parahnya adalah timbulnya kerusakan," ujar Bambang, kepada wartawan, saat ditemui di Sunter, beberapa waktu lalu.
Bambang menambahkan, Karakter kerja fluida ini sangat berbeda. Jadi, sama sekali tidak boleh ada alasan untuk salah penggunaan.
"Kalau CVT, harus pakai CVT Fluid FE. Sedangkan kalau AT, ya pakai ATF DX. Padahal, warnanya sama," kata Bambang.
Untuk membedakan oli transmisi AT dan CVT memang hanya dari kemasannya saja. Sebab, cairan tersebut memiliki warna yang sama, sehingga sulit dibedakan.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/09/28/094200415/jangan-salah-tuang-oli-transmisi-mobil-matik-bisa-fatal-akibatnya-