SEMARANG, KOMPAS.com - Populasi sepeda motor matik alias skutik, semakin hari makin besar dan sudah jadi pilihan kebanyakan konsumen di Tanah Air.
Kondisi tersebut tak lepas dari kemudahan dan kenyamanan saat menggunakan skutik sebagai penunjang mobilitas di perkotaan.
Namun demikian, tak sedikit pengguna skutik yang mengeluhkan bila usia pakai kampas remnya lebih cepat habis.
Perlu diketahui, untuk skutik rem jadi fitur keamanan dan keselamatan yang paling diandalkan untuk mengentikan laju roda.
Alhasil, skutik rentan mengalami masalah yang kerap disebut brake fadding, di mana kemampuan rem tak lagi maksimal dan menurun.
Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan, penggunaan rem yang terlalu berat, kesalahan teknik berkendara, dan medan jalan ekstrem, membuat kinerja kampas rem tak lagi maksimal.
Kampas rem tidak bisa menekan sempurna dan tidak lagi pakem. Hal ini disebabkan suhu temperatur disc brake dan kaliper rem overheat.
"Rem bekerja di luar batas wajar, bisa jadi disebabkan beban muatan over, turunan tajam, dan kesalahan pengendara yang terlalu sering menekan tuas rem," ucap Jusri kepada Kompas.com, Senin (26/9/2022).
Suhu kerja rem yang panas, otomatis membuat fungsi rem akan terasa jauh berkurang. Hal ini sebenarnya menurut Jusri, bisa dibilang adaptasi alami sistem pengereman.
Tujuannya mencegah overheat yang mempengaruhi kemampuan rem. Contoh di turunan panjang rem terus ditekan, kaliper dan piston rem bekerja lebih ekstra. Minyak rem bisa mendidih, hal ini paling dikhawatirkan dan kerap jadi penyebab angin palsu.
"Angin palsu yang terperangkap dalam sistem pengereman jadi penyebab rem blong. Maka, teknik pengereman yang baik di turunan panjang perlu diberikan jeda waktu istirahat dan mengatur ritmenya. Paling tidak jeda pengereman 3-5 detik, dengan kombinasi rem depan dan belakang bergantian," kata Jusri.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/09/26/133100815/kebiasaan-yang-bikin-rem-skutik-sering-bermasalah