SEMARANG, KOMPAS.com - Ritual mengganti oli mesin jadi salah satu perawatan wajib yang harus dilakukan pemilik mobil.
Oli bertugas melumasi dan melindungi komponen utama mesin sampai celah terkecil. Karena itu, satu hal yang juga harus diperhatikan adalah soal kekentalan oli.
Selain bisa menjangkau celah-celah terkecil antar komponen, oli yang encer dianggap bisa meningkatkan efisiensi bahan bakar mesin. Sebab, dinilai membuat tarikan mesin jadi enteng.
Lantas apakah benar demikian?
Kepala Bengkel Honda Kusuma Siliwangi Teguh Dwi Harianto mengatakan, oli encer bukan berarti putaran piston dan komponen utama mesin lebih cepat. Satu keunggulan pasti, pelumasan komponen mesin makin sempurna.
"Saat pelumasan mesin berlangsung, sirkulasi oli bisa menutup celah komponen dengan cepat. Celah crankshaft dan piston yang terlumasi sempurna, gesekan keduanya bisa di kurangi," ucap Teguh kepada Kompas.com, belum lama ini.
Oli encer sesuai spesifikasi kompresi, ditambah bahan bakar berkualitas, pembakaran dalam ruang bakar berlangsung singkat.
Alasannya, perhitungan rasio kompresi mesin dan kebutuhan bahan bakar seimbang. Dengan demikian, waktu pengapian mesin posisinya tetap stabil.
"Bahan bakar mesin bisa irit karena timming pengapian tidak berubah. Penyebab bahan bakar boros biasanya karena timming mundur, otomatis ECU menyesuaikan," kata Teguh.
Menurutnya, dalam hitungan waktu 1-3 menit sudah terjadi proses ledakan pada ruang bakar.
Sistem kalibrasi data tekanan bahan bakar ECU akan mengkoreksi ulang, dengan begitu konsumsi bahan bakar bisa ikut ditekan.
Sebelumnya, Nurdin ST, Technical Specialis PT Pertamina Lubricants mengatakan, memang ada korelasi penggunaan oli yang tepat dengan efisiensi bahan bakar.
Tapi didukung dengan faktor lain yang ikut mempengaruhi, seperti tingkat kekentalan dan additif kandungan oli yang tepat.
"Fungsi oli untuk mengurangi koefisien gesekan pada komponen, seperti poros, bearing, dan juga beberapa elemen lainnya di mesin. Gesekan akan menyebabkan kondisi jumlah energi yang disalurkan tak sama dengan energi yang diterima (rugi-rugi), dari energi pembakaran bahan bakar. Karena itu kekentalan oli yang tepat sangat dianjurkan," ucapnya beberapa waktu lalu.
Ditambah dengan kombinasi additif yang tepat, dengan demikian akan memberikan efek turunnya koefisien gesek dan menekan rugi-rugi energi dari gesekan yang terjadi.
"Dengan demikian, setiap tetes bahan bakar yang dibakar, akan menjadi lebih bermanfaat karena rugi-rugi akibat dari gesekan tadi bisa diminimalisir. Dari situ, terbentuklah efisiensi untuk bahan bakar kendaraan," ujar Nurdin.
Namun perlu diingat juga, tak semua mobil bisa mengonsumsi oli yang encer. Contoh untuk mobil lawas yang tetap memerlukan spesifikasi oli sesuai anjuran pabrikan.
Kepala Bengkel Nasmoco Majapahit Semarang Bambang Sri Haryanto mengatakan, karakter ruang bakar mesin mobil lama biasanya cenderung jadi lebih panas. Sifat molekul oli encer tidak cocok karena dianggap kurang baik meredam suhu panas tinggi yang dihasilkan mesin.
"Kalau riset sih belum ada yang mengatakan bahwa mobil tua tidak boleh pakai oli yg encer. Tapi berdasarkan pengalaman biasanya pakai oli encer suara mesin agak lebih kasar," katanya.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/09/08/153100215/benar-atau-tidak-pakai-oli-encer-bikin-mobil-lebih-irit-bbm-