Tak hanya itu, ajakan pemerintah menjalankan program mobil listrik adalah untuk mengurangi ketergantungan pada penggunaan bahan bakar minyak (BBM).
Ketua Umum Periklindo Moeldoko mengatakan, mobil listrik sebetulnya merupakan sebuah jawaban masyarakat dalam menghadapi harga BBM yang semakin mahal.
“Subsidi untuk BBM itu luar biasa, pernah saya katakan pemerintah sangat mengerti bahwa saat ini masyarakat sedang sulit BBM subsidi, dan BBM ratusan triliun juga menyulitkan pemerintah,” ucap Moeldoko di Kemayoran, di JIEXpo Kemayoran, Senin (25/7/2022).
“Maka sebenarnya mobil listrik sebuah jawaban agar kita bisa melompat, bayangkan jika semua menggunakan mobil listrik ratusan triliun itu dialihkan untuk membangun sumber daya manusia,” lanjutnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronik (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufik Bawazier. Ia mengatakan, 1 unit bus listrik setara dengan konsumsi 30 sedan.
“Bayangkan kalau Ibu Kota Jakarta transportasi publiknya menggunakan bus listrik, secara matematis hitungannya adalah 1.000 mobil listrik itu bisa menurunkan 500 barel minyak per hari. Jadi kalau satu tahun 1.000 mobil listrik itu dikalikan 360 hari, berarti 180.000 barel minyak akan dihemat oleh negara. Hitungannya 1 banding 30,” ucapnya dalam kesempatan yang sama.
Meski begitu, Moeldoko mengatakan, perkembangan mobil listrik saat ini mendapat tempat di Indonesia. Hal ini terlihat dari banyaknya mahasiswa yang melahirkan inovasi baru di kendaraan listrik mulai dari mobil balap, sepeda motor, hingga sepeda listrik.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/07/25/202100615/kendaraan-listrik-jadi-solusi-masalah-bbm