Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kecelakaan Cibubur, Tabrak Truk dari Belakang Akan Terus Terulang

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi lalu lintas Indonesia kembali dikejutkan dengan kecelakaan fatal yang terjadi di Jalan Alternatif Transyogi Cibubur, tepatnya di depan Mitra 10 dan CBD Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur, Senin (18/7/2022) sore.

Truk tangki diduga mengalami rem blong kemudian menabrak sejumlah kendaraan mulai mobil pribadi dan sepeda motor yang tengah berhenti di persimpangan karena lampu merah. Dari laporan Polda Metro Jaya, sampai artikel ini diturunkan, terdapat 11 korban jiwa dari pengendara sepeda motor.

Kejadian serupa belum lama ini juga terjadi, yakni kecelakaan maut truk tabrak dari belakang di Muara Rapak, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (21/1/2022).

Pada kejadian itu, truk tronton mengalami rem blong dan menabrak enam mobil dan 10 sepeda motor yang juga lagi berhenti di persimpangan jalan, sambil menunggu lampu merah. Akibatnya, 21 orang meninggal dunia.

Dari kedua kejadian ini, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, kecelakaan tabrak truk dari belakang akan terus terulang di Indonesia.

“Kalau hanya berkutat pada penyebab langsung kecelakaan ini, pasti akan terus terulang lagi. Kalau mau dibereskan harus melihat dasar-dasar penyebab yang sifatnya tidak langsung,” kata Jusri kepada Kompas.com, Senin (18/7/2022).

Setiap pengemudi truk bisa memiliki SIM, kata Jusri, tetapi di Indonesia hanya berlaku sebagai alat legitimasi hukum. Padahal, di sejumlah negara maju SIM juga berfungsi sebagai alat uji kompetensi.

“Kondisinya di Indonesia masih dalam proses perbaikan,” ucap Jusri.

Sekolah Mengemudi

Dalam konteks praktisi safety, ucap Jusri, terdapat empat faktor utama terjadinya kecelakaan, yaitu manusia, kendaraan, lingkungan, dan cuaca. Penyebab paling utama itu tetap manusia alias pengemudi, tiga faktor lainnya hanya bersifat kontributor saja.

“Faktor manusia bersangkutan dengan ketidaksiapannya mengantisipasi lingkungan yang mengancam keselamatan di jalan. Dasar pemikiran bagi setiap pengemudi itu, kondisi jalan tidak pernah aman,” ucap Jusri.

Sang pengemudi, dalam hal ini faktor manusia, tidak cakap konsep untuk antisipasi karena tidak terlatih dengan baik. Level edukasi berbasis kompetensi yang diperoleh pada pekerjaan yang dilakukan tidak dengan baik dijalankan.

“Coba saja lihat di Indonesia, mana ada sekolah mengemudi truk atau sekolah mengemudi motor. Paling ada kursus belajar menyetir untuk mobil kecil. Lembaga kompetensi untuk membawa kendaraan, sayangnya masih tanda tanya,” kata Jusri.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/07/18/195531215/kecelakaan-cibubur-tabrak-truk-dari-belakang-akan-terus-terulang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke