Salah satu faktor penyebab kecelakaan, yakni kebiasaan buruk yang biasa dilakukan oleh pengendara sendiri.
Kendati telah memiliki SIM sebagai salah satu syarat dan bukti telah mampu mengendarai motor, namun masih banyak pengendara kendaraan roda dua yang menyepelekan teknik berkendara yang baik.
Alhasil, tidak sedikit pengendara motor yang ugal-ugalan atau ngebut. Bahkan, kebiasaan tersebut juga kerap dilakukan saat motor melintasi jalanan yang sempit. Padahal, kebiasaan ngebut di jalan yang sempit rawan bahaya.
Menanggapi hal tersebut, Head of Safety Riding Promotion Wahana Agus Sani mengatakan, rata-rata pengendara yang ngebut di jalanan sempit karena kurangnya pengetahuan tentang keselamatan dan terlalu percaya diri sehingga merasa aman.
"Pengendara tersebut tampaknya biasa melewati jalan yang dilalui, jadi merasa mengetahui situasi jalan tersebut," kata Agus kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
Kemudian, kurangnya pengetahuan soal keselamatan yang membuat pengendara motor tidak tahu potensi bahaya yang ada. Selain itu kebiasaan memacu motor dalam kecepatan tinggi di jalan sempit juga jadi faktor.
"Biasanya seperti itu, sebutannya akamsi atau anak kampung sini. Jadi ngerasa sudah biasa jalan ngebut di wilayahnya sendiri," kata Agus.
Maka dari itu Agus menyarankan, setiap pengendara motor harus mempelajari bagaimana memprediksi bahaya yang ada di jalan raya. Misalnya jika melewati jalan kecil atau gang, maka harus peka untuk mengurangi kecepatan.
Meski tetap menabrak, dengan kecepatan rendah setidaknya kerusakan yang dialami tidak parah. Lalu jika menabrak orang, kemungkinan risiko cedera tidak terlalu parah.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/07/14/101200215/mengendarai-motor-di-jalan-sempit-jangan-ngebut