Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mesin Kompresi Tinggi Dipaksa Minum Bensin Oktan Rendah, Ini Efeknya

JAKARTA, KOMPAS.com - Perbedaan harga di antara varian-varian bahan bakar mesin (BBM) menjadi salah satu pertimbangan pemilik kendaraan dalam membeli bensin.

Masih ada pemilik mobil yang membeli bahan bakar tidak sesuai dengan spesifikasi mesin mobilnya dengan pertimbangan harga yang lebih murah. Padahal, kebiasaan ini dapat merusak performa mesin mobil.

Pabrikan mobil sendiri merekomendasikan penggunaan jenis bahan bakar yang sesuai dengan mesin mobil agar kerjanya optimal.

Misalnya, mobil dengan rasio kompresi 9:1 sampai 10:1 bisa menggunakan bensin beroktan 90, contohnya Pertalite.

Sedangkan mesin berkompresi 10:1 hingga 11:1 baiknya menggunakan bensin dengan oktan atau RON 92 misalnya Pertamax.

Untuk mobil dengan mesin yang berkompresi tinggi seperti 12:1 ke atas, disarankan untuk menggunakan bahan bakar beroktan tinggi RON 98, misalnya Pertamax Turbo.

Dealer Technical Support Dept. Head PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi menjelaskan bahwa saat membeli bahan bakar yang tidak sesuai dengan rasio kompresi mesin, maka ini berpengaruh terhadap emisi gas buang, efisiensi dan keawetan mesin.

Didi menjelaskan, semakin tinggi rasio kompresi mesin, maka dibutuhkan bensin dengan RON yang tinggi juga.

"Karena nilai oktan atau RON adalah nilai kekuatan bensin terhadap tekanan sebelum terbakar dengan sendirinya," ucap Didi kepada Kompas.com, Senin (11/7/2022).

Jika menggunakan bahan bakar yang lebih rendah dari oktan yang dibutuhkan, ada potensi terjadi pre-ignition pada mesin mobil. Pre-ignition sendiri terjadi ketika campuran udara dengan bahan bakar terbakar sebelum busi menyala atau memercikkan api. 

"Kalau tidak menggunakan oktan yang tinggi, bensin akan terbakar sebelum busi menyala, sehingga terjadi pre-ignition yang berpotensi membuat mesin ngelitik," ucap Didi.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/07/11/170100315/mesin-kompresi-tinggi-dipaksa-minum-bensin-oktan-rendah-ini-efeknya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke