Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bukan Cuma Teknik, Sopir Bus Harus Mengemudi dengan Perilaku Baik

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus bus kecelakaan di jalan raya belakangan ini memang sering terjadi. Penyebabnya pun beragam, mulai kesalahan teknis sampai pengemudinya yang lalai.

Bisa dibilang, pengemudi bus di Indonesia itu terampil atau skillful, namun masih saja bisa celaka. Sebenarnya dari hal tersebut, apa yang bisa diperbaiki?

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, selain faktor teknis, ada pula faktor non teknis yang dibutuhkan pengemudi untuk menghindari kecelakaan.

Menurutnya, rata-rata pengemudi kendaraan besar yang SIM-nya advance (B1 atau B2) itu mengemudi mengandalkan hard skill, jarang yang mengemudi dengan perilaku benar.

"Sehingga saat dihadapkan pada kondisi emergency, yang dilakukan hanya dua hal, yaitu ngerem atau menghindar. Perkara selamat itu nanti,” ucap Sony saat dihubungi Kompas.com belum lama ini.

Hard skill atau kemampuan menyetir bagi pengemudi kendaraan niaga memang penting. Tapi mengemudi tanpa mementingkan soft skill juga bisa membahayakan.

Hard skill itu mengemudi dengan mengandalkan operasional, sifatnya reaktif, berisiko tinggi kecelakaan,” kata dia.

Sementara, soft skill itu mengemudi dengan perilaku yang baik, sifatnya proaktif. Misalnya seperti jaga jarak, jaga kecepatan, berpikir rasional, dan sebagainya.

Sayangnya di jalan raya masih sering ditemui pengemudi bus yang kebut-kebutan. Tidak jarang juga terlihat bus yang menyalip dari bahu jalan tol dengan kecepatan tinggi sampai tidak jaga jarak aman, sangat berbahaya.

https://otomotif.kompas.com/read/2022/06/15/114040815/bukan-cuma-teknik-sopir-bus-harus-mengemudi-dengan-perilaku-baik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke