JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan truk karena salah memilih jalan masih sering terjadi di Indonesia. Misalnya truk terlalu berat dan tidak bisa dikendalikan saat melewati jalan menurun atau jalanan yang dilewati terlalu sempit.
Untuk mencegah hal tersebut, sebaiknya perusahaan truk punya risk journey. Dengan membuat risk journey, pengemudi jadi memiliki pedoman akan jalan yang dilewati, mengenai bahayanya apa saja.
Ahmad Wildan, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan, ada beberapa tahapan untuk membuat risk journey.
"Pertama, saya minta data kendaraan pengangkutnya. Saya petakan dengan detail untuk setiap tipe kendaraan area blindspot-nya. Kemudian juga saya inventaris jenis remnya. Baru kemudian saya melakukan survai risk journey dimaksud," kata Wildan dalam acara Kuliah Telegram Indonesia Truckers Club belum lama ini.
Ketika sudah dibuat risk journey, bisa diajarkan ke tim keselamatan yang ada di perusahaan. Sehingga tim tadi bisa lanjut membuat risk journey lain dengan berbagai rute.
"Saya menangkap, bahwa pemahaman tentang risk journey ini masih sangat awam, dan jarang perusahaan yang memilikinya, padahal hal ini sering menjadi menyebab terjadinya suatu kecelakaan," kata Wildan.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/05/11/174100815/cegah-truk-nyasar-pengusaha-harus-buat-risiko-perjalanan