JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu ramai di media sosial seseorang mencampurkan minyak goreng pada tangki bahan bakar minyak (BBM) Toyota Kijang yang diduga bermesin diesel.
Tindakan tersebut menimbulkan pertanyaaan apakah bakal berpengaruh pada mesin. Lantas buat apa penambahan minyak goreng tersebut.
Tri Yuswidjajanto, dosen Teknik Mesin Institut Teknologi Bandung (ITB), minyak goreng memang bisa dijadikan bahan bakar untuk mesin diesel.
"Tapi, masalahnya adalah CPO mengental pada temperatur rendah. Dalam kondisi temperatur ruangan saja, sudah kental sekalk," katanya kepada Kompas.com belum lama ini.
"Artinya, sebelum digunakan harus dipanaskan. Jeleknya CPO adalah bersifat asam, jadi dia akan mengkorosi logam," ujarnya.
Tri menambahkan, kalau sudah diubah menjadi bentuk minyak goreng, maka relatif lebih aman dibandingkan CPO. Tapi, akan lebih bagus lagi kalau diubah lagi menjadi FAME (Fatty Acid Methyl Esters).
FAME sendiri merupakan molekul atau unsur nabati yang ada di dalam biodiesel.
"Untuk penggunaan minyak goreng di kota besar tidak masalah. Tapi, jika di dataran tinggi yang temperaturnya rendah, maka minyak goreng akan mengalami pengentalan. Sehingga, mobilnya jadi tidak bisa dihidupkan," kata
"Tapi, banyak orang yang tidak tahu bahwa menggunakan minyak goreng ada dampaknya. Jika lama kelamaan digunakan, minyak goreng akan mengalami oksidasi," ujarnya.
Tri menjelaskan, minyak goreng tidak tahan terhadap oksidasi. Sehingga ada kemungkinan terjadinya deposit atau endapan di ruang bakar.
"Kalau digunakan di common rail, takutnya filternya jadi lebih cepat tersumbat. Kalau di mobil-mobil lawas, saringannya tidak terlalu ketat, masih renggang," kata Tri.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/03/10/111200915/efek-buruk-mencampur-bbm-dengan-minyak-goreng-pada-mesin-diesel