Nissan Juke Hybrid Siap Meluncur, Transmisinya Unik

JAKARTA, KOMPAS.com - Nissan Juke sempat dipasarkan di Indonesia. Tapi, di Eropa mobil ini terus jual, bahkan akan keluar versi ramah lingkungannya.

Dikutip dari Motor1.com, Rabu (2/3/2022), Nissan akan memperkenalkan Juke dengan mesin hybrid. Tapi, untuk sementara ini, baru Eropa yang menjadi target pemasarannya.

Juke hybrid akan dibekali dengan mesin 1.6 L yang akan dipadukan dengan dua motor elektrik. Mesin pembakaran internalnya akan menghasilkan tenaga sebesar 94 tk.

Mesin tersebut akan didukung oleh motor elektrik yang menghasilkan tenaga 49 tk. Selain itu, ada lagi tambahan 20 tk dari starter generator. Torsinya sendiri mencapai 205 Nm.

Untuk baterainya, memiliki spesifikasi 1,2 kWh. Dengan motor elektrik tersebut, Juke hybrid dapat melaju hingga kecepatan 55 kilometer per jam menggunakan listrik murni.

Bagian yang menarik ada pada sistem transmisinya. Nissan mengandalkan electric motor gears, berbeda dengan girboks transmisi mobil pada umumnya.

Transmisi ini dihubungkan juga dengan motor elektrik. Jadi, transmisi tersebut dapat berpindah antara empat gigi mesin pembakaran internal dan dua gigi motor elektrik.

Nissan mengklaim Juke hybrid ini akan lebih responsif saat berakselerasi. Selain itu, tenaga mesinnya diklaim naik 25 persen dan konsumsi BBM lebih hemat sampai 40 persen atau sekitar 19,2 kilometer per liter.

Selain dapur pacu, ubahan lain juga diberikan pada eksteriornya. Bagian grille memiliki desain yang baru, bumper depan dibuat lebih rendah agar semakin aerodinamis, dan spoiler belakang diprofil ulang.

Sayangnya, Nissan Indonesia sudah tidak tertarik lagi memasarkan Juke. Menurut Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Isao Sekiguchi, pasarnya kurang menjanjikan.

"Saya tahu saat Nissan meluncurkan Juke beberapa tahun lalu sempat menjadi salah satu model yang paling populer, namun setelah itu memang market-nya menurun. Jadi sayangnya, kami tidak akan bawa Juke baru ke Indonesia, ini pun yang terjadi di beberapa pasar lainnya di Asia, termasuk Jepang," ujar Sekiguchi, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.