JAKARTA, KOMPAS.com – Pabrikan Honda batal mundur dari ajang balap Formula 1 (F1). Padahal sebelumnya perusahaan asal Jepang memutuskan untuk undur diri usai Max Verstappen jadi juara dunia bersama Red Bull pada 2021.
Namun demikian, keputusan yang dikeluarkan sejak Oktober lalu itu tak lagi berlaku, dan akhirnya Honda dipastikan masih akan memasok mesin buat Red Bull hingga musim 2025.
Kabar ini mengejutkan banyak pihak lantaran berlawanan dengan rencana awal Honda dan Red Bull, yang akan berpisah usai musim 2021 berakhir.
Disitat dari Autosport (31/1/2022), sebelumnya, Red Bull sudah mendirikan Red Bull Powertrains (RBP) yang membuat mesin sendiri dengan hak paten dari Honda.
Red Bull bahkan merekrut banyak tenaga ahli sampai 'membajak' teknisi tim rival untuk serius membuat mesin F1.
Rencana tersebut kemudian berkembang di mana Honda masih akan membantu Red Bull selama musim 2022, sebagai masa transisi sebelum benar-benar lepas di 2023.
Honda kemudian mengumumkan juga proyek balap F1-nya di Red Bull Powertrains ini akan diawasi langsung Honda Racing Corporation (HRC), yang sebelumnya hanya menangani balap roda dua.
Bahkan Masashi Yamamoto, bos Honda F1, baru-baru ini diumumkan cabut dari Honda untuk gabung langsung membantu proyek skuat Milton Keynes.
Nyatanya, mesin tim Red Bull Racing dan AlphaTauri masih akan dipasok dari Jepang seperti sebelumnya, sampai musim 2025 berakhir.
Keputusan ini dibuat agar Red Bull benar-benar siap untuk fokus pada proyek F1 tahun 2026 mendatang.
“Kami sekarang juga telah menemukan solusi yang sama sekali berbeda dengan yang semual dibayangkan,” ujar Helmut Marko, bos Red Bull Motorsport, dikutip dari Autosport.
“Mesin akan diproduksi di Jepang hingga 2025, kami tidak akan menyentuhnya sama sekali. Artinya hak dan semua itu akan tetap ada di Jepang,” kata dia.
Marko menambahkan, keputusan Honda batal mundur dari Formula 1 diduga karena gelar juara F1 yang dirain Verstappen pada 2021.
“Dalam perjalanan kesuksesan kami yang semakin besar, pemikiran ulang tertentu telah terjadi di antara orang Jepang. Dan juga mereka tentu saja dapat menggunakan pengetahuan baterai untuk fase elektrifikasi mereka,” ucap Marko.
“Awalnya direncanakan mereka hanya akan membuat mesin untuk 2022. Sekarang telah diputuskan bahwa ini akan berlanjut hingga 2025, yang tentu saja merupakan keuntungan besar bagi kami. Artinya, kami hanya perlu melakukan penyesuaian dan kalibrasi yang baik,” tuturnya.
https://otomotif.kompas.com/read/2022/01/31/181832615/masih-suplai-mesin-sampai-2025-honda-batal-mundur-dari-formula-1